Nathaniel Abimanyu, Karateka Muda Sleman yang Jadi Juara di Kejuaaraan Karate Pelajar di Luxemburg

Pada partai final Abi bertemu karateka asal Belgia yang cukup tangguh, Brugsman Dylan.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
Karateka muda Sleman, Nathaniel Abimanyu 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Nathaniel Abimanyu, karateka asal Sleman, DI Yogyakarta, berhasil mengharumkan nama Indonesia pada kejuaraan internasional karate antar pelajar bertajuk The Coupe Internationale De Kayl 2019 di Luxemburg.

Kejuaraan karate antar pelajar itu berlangsung (15-21/10/2019) lalu di Luxemburg, sebanyak 721 atlet dari 15 negara ikut serta pada ajang bergengsi itu.

Meski tampil sebagai debutan, karateka berusia 13 tahun itu berhasil merebut medali emas di kategori kumite male U-14 +50 KG setelah menumbangkan karateka asal Belgia, Brugsman Dylan dengan skor ketat 2-0.

Kepada Tribunjogja.com, Nathaniel Abimanyu, menceritakan pengalamannya dalam merebut medali emas pada kejuaraan internasional pertama yang pernah ia ikuti tersebut.

Sebelum berlaga di partai final dirinya terlebih dahulu mengawali perjalanan dengan melawan karateka tuan rumah.

Pada laga perdana itu ia menang dengan skor 8-0.

Selanjutnya di babak perempat final dan semi final lagi-lagi Abi, begitu dia karib disapa berhasil menang 5-0 dan 9-0.

Pada partai final Abi bertemu karateka asal Belgia yang cukup tangguh, Brugsman Dylan.

Duel keduanya berlangsung sengit hingga detik-detik terakhir Abi berhasil melancarkan pukulan-pukulan yang membuatnya berhasil memenangkan pertarungan tersebut dengan skor 2-0.

"Saya sempat grogi, tapi semua itu berhasil saya kendalikan," ujarnya pada Tribunjogja.com, Senin (4/11/2019).

Menurut Abi yang saat ini duduk di bangku kelas VII di SMPN 3 Sleman itu, pada kejuaraan tersebut dirinya turun bersama Indonesia SMP Karate Team.

Tim tersebut menurunkan enam atlet yang masing-masing terdiri dari tiga atlet putra dan putri.

Pada atlet putri, ada, Salma Aulia pelajar dari SMPN 30 Jakarta, Luvena Milano Setyaka (SMPN 1 Surakarta), Muhammad Akio Zaiko (SMPN 115 Jakarta).

Lalu ada Denis Darmawan (MTs Negeri Salatiga), Luvena Milano Setyaka (SMPN 1 Surakarta), dan Nathaniel Abimanyu dari SMPN 3 Sleman.

Keenam atlet muda tersebut diturunkan di kategori Kata dan Kumite.

Tim Indonesia yang diwakili alumni Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2019 itu, total mengemas tujuh medali.

Diantaranya enam emas dan satu perak. Berkat capaian luar biasa tersebut menempatkan Indonesia di peringkat pertama.

Menurut pria kelahiran 17 Desember 2005 itu, olahraga karate sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Sebab, ia menilai dengan bergabung menjadi atlet karate dirinya bisa menjadi disiplin dan lebih bisa lagi dalam memanfaatkan waktu kepada kegiatan-kegiatan positif.

Anak pertama dari pasangan Alfonsus Alqua Ardiyanto dan Yeti Lirih Adriani ini juga menceritakan jika ketertarikannya pada dunia karate dimulai sejak tahun 2011.

Kala itu dirinya masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Saat itu ia sering melihat tetangganya pulang dan pergi latihan karate di dekat rumahnya di daerah Gemawang, Sinduadi, Mlati, Sleman.

"Lalu saya minta ke ibu untuk bolehkan saya ikut dan akhirnya niat saya didukung penuh," katanya sembari mengenang awal-awal ikut latihan karate.

Menurut Abi, dirinya selalu berusaha fokus untuk mewujudkan mimpinya di dunia karate.

Bahkan waktu latihan pun diforsir hingga setiap hari.

Ada tiga tempat latihan yang ia jalani setiap minggunya, mulai dari klub hingga latihan mandiri di rumah pelatihnya.

Ia berharap, capaian yang telah diraih sejauh ini tidak berhenti sampai disitu saja.

Ia bertekad untuk mewujudkan mimpunya bisa bergabung dengan tim nasional karatr Indonesia.

"Harapan ke depan saya ingin bergabung bersama timnas. Semoga saya mendapat kesempatan itu," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved