Tangis Haru Bek PSS Sleman Asyraq Gufron, Seto : Dia Punya Jiwa di Persebaya
Di satu sisi ia bahagia mampu memenangkan PSS, namun hati kecilnya tak dapat bohong bila ia sedih lantaran tim kota kelahirannya kalah
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SURABAYA - Kemenangan PSS Sleman atas tuan rumah Persebaya Surabaya dengan skor 2-3, pada lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya (29/10/2019) kemarin, tak sepenuhnya dirasakan bahagia oleh bek PSS, Asyraq Gufron.
Bagaimana tidak, laga ini menjadi pertandingan sarat emosional bagi Gufron yang lahir dan besar di Surabaya.
Tangis haru tak kuasa ia bendung saat memberi keterangan pada awak media seusai laga.
Di satu sisi ia bahagia mampu memenangkan PSS, namun hati kecilnya tak dapat bohong bila ia sedih lantaran tim kota kelahirannya kalah.
"Kami semua bersyukur karena PSS Sleman bisa mendapatkan poin penuh yang berharga. Mudah-mudahan ke depan lebih baik lagi. Tapi sebagai orang Surabaya banyak sedihnya," ujar Gufron yang kemudian tertunduk tak kuasa menahan tangis.
Pemain yang musim lalu berseragam Persis Solo ini kemudian mengangkat tangan kanannya sebagai tanda minta maaf lantaran tak mampu melanjutkan kata-katanya.
"Dia tidak bisa katakan sesuatu, karena secara profesional masih berjuang untuk Sleman. Tapi secara individu keinginan pribadi punya jiwa di Persebaya karena lahir dan besar di Surabaya," timpal pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro.
"Tapi karena profesionalitas ini bisa terjadi. Harapan dia tentu ingin Persebaya bisa bangkit," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, laga ini berakhir ricuh lantaran suporter Persebaya turun ke lapangan dan merusak beberapa fasilitas stadion.
Mereka meluapkan kekecewaan lantaran tim kebanggannya tak kunjung menampilkan permainan serta hasil yang diharapkan.
Persebaya tak pernah meraih kemenangan dalam enam pertandingan terakhir.
Kemenangan terakhir dicatatkan Ruben Sanadi dkk ialah saat menang di kandang PSIS Semarang, 20 September 2019 silam. (*)