Gunungkidul

Hujan Tak Kunjung Turun, Warga Gunungkidul Harus Antre saat Membeli Air Bersih

Hujan tidak kunjung turun hingga minggu terakhir bulan Oktober memperparah kondisi kekeringan di Kabupaten Gunungkidul.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto
anggota SAR Satlinmas DIY saat memberikan bantuan ke Dusun Papringan, Desa Tileng, Kecamatan Girisubo. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Hujan tidak kunjung turun hingga minggu terakhir bulan Oktober memperparah kondisi kekeringan di Kabupaten Gunungkidul.

Akibatnya warga harus rela mengantre saat membeli air bersih hingga satu minggu.

Kondisi tersebut terjadi di Dusun Papringan, Desa Tileng, Kecamatan Girisubo tak hanya harus menunggu selaama satu minggu, untuk mensiasati minimnya air bersih di desa tersebut warga sekitar harus mandi satu kali dalam sehari.

Di sekitar halaman rumahwarga terdapat puluhan jeriken warna biru yang berjejer menunggu untuk diisi air oleh empunya masing-masing.

Gelar Bulan Teknologi, LIPI Gunungkidul Dorong Pengusaha Jamu Mampu Bersaing di Tingkat Global

Selama ini warga sekitar hanya mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari, hak tersebut dikarenkaan kondisi geografis yang merupakan kawasan karst sehingga warga sulit jika harus membuat sumur pribadi.

Warga harus mengantre sejak paggi hari ketika ada bantuan air bersih. Seperti pada hari ini, Rabu (30/10/2019) warga mendapatkan bantuan dari SAR Satlinmas DIY.

Menurut ketua RT 01 Papringan, Wandi dirinya sudah membeli air dari tangki swasta sebanyak 6 kali dengan harga per tangki sebesar Rp 120 ribu.

"Beberapa minggu terakhir kami mendapatkan bantuan air bersih dari berbagai pihak. Sehingga kami tjarang membeli air, semoga hujan segera turun," katanya.

Sambungnya dengan adanya bantuan air bersih sangat membantu warga sekitar mengingat jika harus membeli air bersih warga harus mengantre selama satu minggu, baru bisa mendapatkan air bersih.

Respons Dampak Kekeringan, Komisi A DPRD DIY Dorong Pemda DIY Jaga Ketersediaan Pangan

"Harus antre karena sumber air juga mulai menyusu untuk mensiasati itu warga kebanyakan mencuci satu minggu sekali kalau mandi hanya saat sore saja," ungkapnya.

Warga lainnya, Pailah mengatakan, jika tidak ada bantuan dari pihak pemerintah maupun swasta, mungkin dirinya sudah membeli sekitar 20 an tangki.

“Sekarang membeli air pun sulit. Paling cepat seminggu, kalau tidak ada bantuan air ya tidak mencuci, air digunakan untuk mencuci, memasak, dan kebutuhan sehari-hari lainnya,” ucapnya.

Sambungnya, ia berharap ada solusi untuk mengatasi kekeringan sehingga warga tidak lagi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Agar warga tidak lagi harus menunggu bantuan, dan membeli dari tangki swasta.

Kepala Satuan Pol PP DIY, Noviar Rahmad menyampaikan, pihaknya memberikan bantuan dari SAR Satlinmas seluruh DIY, yang disalurkan ke wilayah yang kekurangan air bersih.

“Ini partisipasi dari SAR satlinmas seluruh wilayah, nantinya ke wilayah lain salah satunya Gunungkidul,” katanya.

Data terakhir BPBD Gunungkidul menyebutkan wilayah kekeringan ada di 16 kecamatan,dengan 136 ribu jiwa terdampak kekeringan.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved