Warga Notoyudan Yogyakarta Berikrar Ikut Pertahankan NKRI dan Jaga Kerukunan

Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, maka mereka pun ingin semangat tersebut diteladani seluruh warga.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Santo Ari
Warga Notoyudan berkumpul dalam kegiatan ikrar muda-mudi Notoyudan yang dibalut acara pentas seni, Minggu (27/10/2019) malam 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Warga kampung Notoyudan Yogyakarta menggelar kegiatan ikrar muda-mudi Notoyudan yang dibalut dengan acara pentas seni, Minggu (27/10/2019).

Dalam kegiatan yang diberi tajuk 'Notoyudan Tempo Doeloe' tersebut, seluruh warga baik orang tua maupun muda-mudi tampak berkumpul menjadi satu.

Ispurnomo selaku ketua panitia kegiatan, mengatakan kegiatan ini tercetus dengan latar belakang kerinduan antar warga tempo dulu, yang kini sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, juga untuk meningkatkan kerukunan warga Notoyudan.

"Notoyudan dulu adalah Rukun kampung, kemudian dipecah menjadi empat RW yakni RW 22, 23,24 dan 25. Dengan dipecahnya empat wilayah itu semacam ada jarak, dulu ada sebutan kulon rel, wetan rel, jurang kulon, jurang wetan. Nah kegiatan ini adalah upaya kita mempersatukan warga kembali," ujarnya.

Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, maka mereka pun ingin semangat tersebut diteladani seluruh warga. 

Salah satunya adalah dengan ikrar muda-mudi Notoyudan, yang berbunyi bahwa : pemuda-pemudi Notoyudan menjunjung tinggi Pancasila dan mempertahankan NKRI, hidup rukun secara damai dengan semua warga tanpa memandang suku agama maupun status sosial. Dan terakhir adalah menjaga semangat gotong royong, bekerja sama dan toleransi.

"Harapannya bagi orang tua tetap mempunyai semangat muda dan pemuda pemudi di sini memiliki semangat kebersamaan, gotong royong. Meskipun saat ini ada gadget tapi harapannya tetap bisa membagi untuk bermain, menimba ilmu dan kebersamaan," tuturnya.

Adapun beberapa rangkaian kegiatan untuk menyemarakan seperti paduan suara, lomba karaoke, dan pagelaran wayang kulit.

Mbak Cunir (57), seorang warga Notoyudan RT 87 RW 24 mengatakan mempertemukan warga itu susah, meski ada komunikasi melalui WhatsApp. 

"Tapi kita masih bisa menyatukan warga di notoyudan meski ada yang jauh tempat tinggalnya," ujarnya.

Dan melalui ikrar ini, ia berharap bisa dilaksanakan oleh setiap warga Notoyudan. Dan berharap kerukunan ini dapat diteruskan ke generasi selanjutnya.

"Harapannya bisa dilaksanakan di kehidupan keseharian, sehingga Indonesia semakin mantap," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved