Mulai Hari ini, Status Gunung Tangkuban Parahu Diturunkan Menjadi Normal

Mulai Hari ini, Status Gunung Tangkuban Parahu Diturunkan Menjadi Normal

Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA
Setelah erupsi freatik pada Jumat (26/7/2019) sore, debu vulkanik dan asap masih tampak terlihat di Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu. 

TRIBUNJOGJA.COM - Setelah hampir tiga bulan status Gunung Tangkuban Parahu di level II atau waspada, mulai hari ini, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menurukan menjadi level I atau normal.

Penurunan status menjadi normal ini dilakukan setelah PVMBG melakukan pemantauan terhadap aktifitasnya dalam beberapa waktu terakhir.

Sejak sebulan terakhir, tidak ada lagi erupsi di Gunung Tangkuban Parahu.

"Hari ini tanggal 21 Oktober 2019 terhitung sejak jam 09.00 WIB tadi Gunung Tangkuban Parahu dinyatakan turun dari level II waspada menjadi level I normal," kata Kepala PVMBG Kasbani di Kantor PVMBG, Kota Bandung, Senin (21/10/2019).

Menurut Kasbani, sejak satu bulan terakhir tidak ada lagi erupsi diikuti emisi abu, yang ada hanya asap putih ketinggian variasi, rata-rata 50 meter dari dasar kawah.

Dari pemantauan data instrumen baik dari seismik dan deformasi, gas yang dikeluarkan Gunung Tangkuban Parahu cenderung menurun stabil.

Kenalan Lewat Facebook, Seorang Siswi di Pekalongan Dicabuli Pacar Sendiri, Dijanjikan Akan Dinikahi

Kegempaan Gunung Tangkuban Parahu sejak 1 Oktober 2019 didominasi oleh gempa hembusan.

Gempa-gempa vulkanik low freauency, vulkanik dalam, vulkanik dangkal dan tremor masih terekam dengan kecenderungan energi gempa yang terus menurun.

Pengamatan deformasi melalui pengukuran jarak miring dengan EDM menunjukan pola deflasi (pengempisan) pada tubuh Gunung Tangkuban Parahu.

"Mengindikasikan saat ini tidak ada pergerakan magma ke permukaan," ujar dia.

Selain itu, pengukuran konsentrasi gas vulkanik menunjukkan nilai di bawah ambang batas yang membahayakan.

"Penunjukan rasio gas H2S atau SO2 menunjukkan bahwa saat ini aktivitas lebih dominan berasal dari hidrothermal pada kedalaman dangkal," katanya.

Berdasarkan analisis pengamatan visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu berada pada pila penurunan.

Seperti diketahui, erupsi ini mulai terjadi sejak tanggal 26 Juli 2019 lalu.

PVMBG kemudian meningkatkan status dari normal ke waspada sejak tanggal 2 Agustus 2019 dengan rekomendasi radius bahaya 1,5 km dari bibir kawah.

"Selama waspada ini, terjadi beberapa kali erupsi dengan tinggi 200-300 meter dari dasar kawah. Namun, potensi masih di radius yang di rekomendasikan," kata Kasbani. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Status Gunung Tangkuban Parahu Turun dari Waspada Menjadi Normal", .

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved