Kisah Bebi-Citra, Kambing dan Bebek yang Bikin Heboh Malioboro Yogyakarta
Bukan manusia. Bebi dan Citra merupakan hewan peliharaan milik Supardi, warga Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul.
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Iwan Al Khasni
Selasa (1/10/2019) adalah hari Selasa dengan pasaran jawa Wage yang menjadi weton atau hari kelahiran Sri Sultan Hamengkubuwono X. Ada tradisi saat momen Selasa Wage yaitu Jalan Malioboro dibuat steril dari kendaraan bermotor. Ini menjadi momen yang dinanti karena siapapun bisa menikmati Malioboro dengan suasana berbeda.
TERMASUK Bebi dan Citra, yang pada saat Selasa Wage kemarin menikmati Jl Malioboro yang bebas kendaraan bermotor.
Bukan manusia. Bebi dan Citra merupakan hewan peliharaan milik Supardi, warga Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul.
Bebi adalah nama seekor kambing sedangkan Citra adalah nama seekor bebek. Sedikit berbeda dengan Citra yang punya warna putih bersih, Bebi meskipun berwarna dominan putih ada bagian tubuhnya berwarna hitam.
Pagi itu, Supardi dengan setelan baju olahraga tampak berjalan santai berjalan di Jl Malioboro bersama putrinya yang bernama Almas. Juga bersama Bebi dan Citra.
Tak ada tali atau rantai untuk mengikat Bebi dan Citra. Keduanya pun dibiarkan oleh Supardi bebas.
Uniknya, Bebi dan Citra tidak lari. Malah, keduanya selalu memgikuti Supardi pergi.
Tak pelak, kehadiran Bebi dan Citra menyita perhatian masyarakat dan wisatawan.
Bahkan sampai petugas keamanan Malioboro yang pagi itu sedang berjaga ikut memperhatikan tingkah kedua hewan itu.
Ajakan berfoto pun datang kepada Bebi dan Citra sambil mendapat belaian saking gemas dengan tingkah polah mereka yang sangat jinak.
“Tidak bakal lari mas. Sudah jinak dan terbiasa dengan saya. Bebi (kambing) malah biasa saya naikkan motor di depan tanpa diikat tali,"
"Tapi kepalanya saya hadapkan ke kiri buat jaga-jaga kalau lompat waktu di atas motor karena mereka itu tetap hewan. Tapi selama ini Bebi belum pernah lompat dari motor,” kata Supardi yang akrab disapa Gandung itu.
Benar saja, selama Supardi bersama anaknya berjalan di Jl Malioboro, Bebi dan Citra tak pernah sekalipun lari dan menjauh.
Yang ada, keduanya lengket dan selalu berada di dekat Supardi.
Terlebih Bebi yang sampai memberontak ikut ketika sedang ditinggal Supardi masuk ke kamar mandi sebelum hendak pulang ke rumahnya dari berjalan-jalan di Malioboro.
Meskipun sangat sayang dengan Bebi dan Citra, Supardi tak ingin terus memelihara keduanya.
Supardi, bersikap wajar ketika ada pembeli yang berminat membeli hewan peliharaan miliknya.
Bahkan Bebi, buka tidak mungkin akan disembelih untuk hewan korban seperti ketika beberapa waktu lalu Supardi menyembelih induk Bebi untuk berkorban.
“Dulu saya punya kambing penurut juga, ada yang minat ya dijual. Kalau ingin korban ya kambing ini (Bebi) juga saya sembelih. Lebih baik kambing saya mati karena disembelih dan dagingnya dinikmati tetangga sekitar dan membuat mereka senang daripada kambing saya ini mati terjerat tali atau karena tua. Bagi saya, beramal itu lebih penting,” kata Supardi.
Dilatih Sejak Kecil
Menurut Supardi, Bebi dan Citra memang sengaja dilatih agar terbiasa dengan manusia.
Sejak kecil, keduanya diberi treatment khusus. Supardi sendiri yang melatih setiap hari dan memberi perlakukan khusus kepada dua hewan tersebut.
Meski demikian, Supardi mengaku tidak punya keahlian khusu atas dasar kemampuan sebagai seorang pawang hewan.
Bebi, kambing betina penurut ini dilatih Supardi sejak berusia empat bulan.
Caranya, dengan dikandang terlebih dahulu bersama dengan kambing betina lain sembari diberi makan rumput atau bisa juga diberi kombor seperti kambing pada umumnya.
Sebagai tambahan makanan, diberi makanan lain yang paling disukai. Bisa jambu atau jagung.
Setelah tau jenis makanan yang paling disukai, kambing lain (yang dikandang bersama) lalu diungsikan di tempat agak jauh.
“Setelah dipisah, kambing yang masih dikandang ini pasti mencari kambing satunya. Nah, waktunya satu kambing diajak jalan-jalan dan diberi nama sambil terus dibiasakan dipanggil lalu diberi makanan kesukaannya,” kata Supardi.
Baru setelah satu atau dua minggu kemudian, saat kambing tersebut telah menurut, kambing satunya yang sebelumnya dipisahkan kembali dimasukkan dalam kandang bersama.
Kambing yang sebelumnya telah dilatih dan diajak jalan-jalan akan menjadi master sedangkan kambing satunya pasti akan mengikuti tingkah dan kemana kambing master itu berjalan.
“Kalau bebek caranya beda. Biasakan diberi makan pakai tangan bukan dilempar sejak usia dua hari sembari dikandang sambil dielus-elus,"
"Beli bebek di tempat peternak langsung jangan di pasar. Sambil terus dipanggil namanya, setelah dua minggu bebek diberi ulat hongkong. Kalau telaten, pasti bebek sudah mau dipanggil dan mengikuti kita,” kata Supardi.
Menurut Supardi, ada beberapa jenis kambing yang pernah ia latih dan semuanya mau nurut dengan dirinya.
Mulai dari jenis kambing domba emas, biri-biri, kambing etawa sampai jenis kambing kacangan.
Selain kambing, Supardi mengatakan bahwa dirumahnya juga ada ayam kalkun yang juga penurut seperti kambing Bebi dan bebek Citra.
“Kalau telaten dan sayang dengan hewannya pasti bisa jinak dan penurut. Anjing yang kadang galak dan menggigit saja bisa dilatih dan diajak jalan-jalan apalagi hewan-hewan yang seperti kambing dan bebek yang tidak galak sama sekali,"
"Hewan-hewan ini juga bisa menjadi penurut dan bisa diajak jalan-jalan,” kata Supardi. (*)