Seperti Ini Kecanggihan Drone 'Ashwincarra' Karya Tim Gamaforce UGM, Mampu Terbang Hingga 150 km/jam
Pesawat nirawak karya Tim Gamaforce UGM berhasil mencuri perhatian juri di ajang Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Competition
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Drone alias pesawat nirawak karya Tim Gamaforce UGM berhasil mencuri perhatian juri di ajang Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Competition di Turki beberapa waktu lalu.
Predikat juara 3 pun berhasil diraih oleh satu-satunya wakil dari Indonesia ini.
Tim Gamaforce yang diketuai Ariefa Yusabih inipun mendemonstrasikan Drone bernama Ashwincarra tersebut terbang berkeliling Stadion Pancasila UGM pada Kamis (26/09/2019) siang.
Arief mengatakan ada sejumlah keunggulan Ashwincarra sehingga mampu meraih posisi tinggi dalam kompetisi tersebut.
"Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan hingga 150 km/jam," jelasnya.
Menurut Arief, dengan kecepatan tersebut Drone mampu menghindari pesawat lawan yang berusaha mengunci arah terbang saat berada di udara.
Sebaliknya, dengan kecepatan tersebut, Ashwincarra mampu mengunci pesawat nirawak lainnya dengan mudah.
Pesawat seberat 3,8 kg ini bahkan bisa dioperasikan secara otomatis, selain manual.
"Hal itu dibuktikan saat kompetisi, di mana Ashwincarra berhasil mengunci salah satu pesawat lawan saat diterbangkan bersamaan dengan 9 pesawat dari tim lain," tutur Arief.
Dosen Pembimbing Tim Gamaforce UGM, Andi Dharmawan, mengatakan Ashwincarra bisa terbang selama 1 jam dengan menggunakan tenaga baterai.
Jarak terbangnya pun saat ini mampu mencapai 500 meter.
"Namun jika mesinnya ditenagai dengan bahan bakar etanol, waktu jelajahnya mungkin bisa berjam-jam," jelas Andi.
Sejumlah Drone Buatan Gamaforce pun sebelumnya pernah digunakan untuk pemetaan perkebunan di Sumatera dan Kalimantan.
Menurut Andi, pemetaan dilakukan untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman dilihat dari udara.
Rencananya, drone karya Gamaforce akan dikembangkan lebih lanjut sebagai wahana monitoring dan mapping (pemetaan). Pesawat pun akan dilengkapi dengan kamera pengintai.
"Drone bisa dikembangkan untuk kegiatan militer dengan adanya tambahan kamera," jelas Arief.(*)