Pendidikan
SD Idea Baru Mengadakan Kelas Inspiratif untuk Memotivasi Belajar Siswa
Sebagai upaya pembentukan karakter generasi bangsa yang unggul dan cinta tanah air, SD Idea Baru, Kalasan, Sleman menyelenggarakan kelas inspiratif pa
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebagai upaya pembentukan karakter generasi bangsa yang unggul dan cinta tanah air, SD Idea Baru, Kalasan, Sleman menyelenggarakan kelas inspiratif pada Sabtu (14/9/2019).
Kelas inspiratif ini diselenggarakan untuk menjawab tantangan zaman di mana siswa harus mempunyai kecakapan abad 21 yakni bisa berpikir kritis, membangun komunikasi, menggali, menyampaikan ide dan gagasan.
Kepala Sekolah SD Idea Baru Yogyakarta, Mudawati mengatakan kelas inspiratif juga untuk memotivasi belajar para siswa.
• Perpustakaan Kota Magelang Punya Bioskop Mini Baru, Jadi Media Belajar Anak-anak Lewat Film
"Ketika siswa mempuyai cita-cita, ia akan lebih termotivasi untuk belajar karena mempunyai keinginan yang ingin diraih. Sehingga tumbuhlah motivasi belajar. Kalau sudah termotivasi pasti dia (siswa) akan melakukan semaksimal mungkin termasuk belajar semaksimal mungkin untuk meraih prestasi tersebut,” ujarnya.
Selain itu, kelas ini juga memberikan gambaran kepada siswa tentang profesi yang beragam, tidak hanya profesi yang kebanyakan anak-anak tahu saja.
Pada kelas inspiratif kali ini menghadirkan narasumber seorang penulis buku yakni Jafarudin Aulia Syah yang menyampaikan materi mengenai "Mengajarkan Anti Hoax Sejak Dini untuk Membentuk Karakter Generasi Bangsa yang Jujur Berjiwa Pancasila dalam Bingkai Kebhinnekaan".
Dalam menjelaskan pengertian hoax, ia menggunakan pembanding dongeng atau cerita rakyat dengan contoh berita bohong atau fitnah.
• Viral Steve Jobs Masih Hidup Tinggal di Mesir : Ini Bantahan Kabar Hoax Tersebut
Serta memberikan contoh berita yang sesuai kenyataan seperti berita yang ada di media massa baik koran, tv, dan media massa online.
“Kalau cerita seperti Malin Kundang itu tidak nyata, tapi tujuannya baik agar anak-anak tidak durhaka kepada orang tua. Penulisnya disebut Sastrawan. Kalau cerita bohong tapi membuat sesama teman bertengkar, itu namanya hoax," kata dia
Pada kesempatan ini juga mengajarkan cara menulis berita dengan metode sederhana.
Siswa diminta untuk menulis singkat kisah perjalanan dari berangkat sekolah sampai pulang sekolah dengan narasumber orangtua dan wali kelasnya
“Ternyata anak-anak sudah bisa membuat cerita yang memenuhi unsur penulisan berita. Namun yang terpenting adalah memotivasi anak-anak agar jujur dan giat belajar, karena hoax itu muaranya tidak jujur dan kurang pengetahuan,” lanjutnya.
Sementara itu, Wali Kelas 1 A SD Idea Baru, Sobirin mengatakan, pengenalan istilah hoax menjadi penting untuk disampaikan kepada anak-anak.
Menurutnya hoax berkorelasi dengan pendidikan karakter, yaitu kejujuran.
Selain itu juga berkaitan dengan pembentukan jiwa nasionalisme, menjaga persatuan bangsa dan negara.
“Harapannya siswa bisa memetik pelajaran lain yang belum terakomodir dalam kurikulum, lebih termotifasi untuk lebih giat belajar dan berprestasi,” jelasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)