3 Siswa SMK N 1 Sanden Bantul Hilang Selama 9 Tahun, Dijual Calo Saat PKL ke Pelabuhan Benoa
Ketiganya siswa SMK N 1 Sanden, Bantul, itu hilang sejak 2009 setelah berangkat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa, Bali.
3 Siswa SMK N 1 Sanden Bantul Hilang Selama 9 Tahun, Dijual Calo Saat PKL ke Pelabuhan Benoa
TRIBUNJOGJA.COM - Tiga siswa SMK N 1 Sanden, Bantul, DIY menghilang sembilan tahun hingga kini.
Ketiganya siswa SMK N 1 Sanden, Bantul, itu hilang sejak 2009 setelah berangkat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa, Bali.
Mengutip dari Kompas.com, ketiga siswa SMK tersebut menghilang dan belum juga ditemukan selama 9 tahun.
Satu di antara ketiga siswa diketahui bernama Agiel Ramadhan Putra. Mereka dijual calo untuk bekerja di kapal.
Ayah Agiel, Riswanto Hadiyasa, menceritakan kronologi hilangnya sang putra saat berangkat PKL.
Dari puluhan siswa yang berangkat, ketiga siswa tersebut yang sampai saat ini tak diketahui nasibnya.
Hal ini lantaran kapal yang mereka tumpangi hilang. Riswanto menceritakan bahwa kala itu Agiel masih duduk di kelas 2 SMK saat akan berangkat PKL.
Riswanto dan puluhan orangtua siswa lainnya diundang oleh pihak sekolah untuk datang ke sekolah guna mendapatkan sosialisasi.
Dalam sosialisasi itu, Kepala SMK N 1 Sanden, Ahmad Fuadi menyampaikan bahwa PKL yang resmi sebenarnya dilaksanakan di Pekalongan, Jateng, selama tiga bulan.
Namun, PKL dilaksanakan di Tanjung Benoa, Bali, selama tiga bulan dengan alasan di sana merupakan pelabuhan internasional.
Para siswa yang berangkat PKL juga dijanjikan uang sebesar Rp 4 - Rp 8 juta.
Dalam sosialisasi, dikenalkan pula seorang pria bernama Mugiri yang merupakan guru pembimbing PKL.
Namun belakangan diketahui fakta baru bahwa Mugiri adalah calo tenaga kerja.
Medio 31 Desember 2009, ketika anaknya dan para siswa di SMKN 1 Sanden akan berangkat untuk PKL di Bali, mereka harus mengurus KTP.
Padahal waktu itu Agiel berusia 16 tahun dan belum layak mendapatkan KTP.
Tak menaruh rasa curiga lantaran percaya dengan pihak sekolah, para orangtua merelakan anak-anak mereka melaksanakan PKL di Tanjung Benoa.
Ayah Agiel, Riswanto, tak menaruh curiga setelah beberapa bulan anaknya mengikuti PKL.
Tiba-tiba Riswanto menerima surat dari PT Sentra Buana Utama tertanggal 2 Maret 2010.
Surat tersebut berisi pemberitahuan bahwa KM Jimmy Wijaya tempat Agiel bekerja hilang kontrak per 6 Februari 2010 pukul 04.00 WIT.
Riswanto menerima surat dari petugas pos perihal kabar kurang sedap itu. Dalam surat itu disebutkan Agiel bekerja mulai tanggal 27 Februari 2010.
"Saya percaya itu PKL, dapat surat ditujukan kepada saya orangtua, dalam surat itu lost contact. Di situ saya kaget, kok di sini dapat dari PT, setahu saya anak lagi PKL," katanya saat dihubungi, Selasa (3/9/2019), seperti TribunStyle.com kutip dari Kompas.com.
Riswanto pun langsung menelepon perusahaan yang mengirimkan surat padanya untuk menanyakan soal PKL.
Sebuah fakta mengejutkan terungkap usai Riswanto menghubungi perusahaan tersebut.
Agiel dan teman-temannya ternyata disalurkan oleh calo untuk bekerja di kapal. Pihak perusahaan juga memberitahukan kalau mereka masih mencari kapal itu.
Riswanto pun mendatangi sekolah tanpa memberitahukan terlebih dahulu mengenai kejadian hilangnya kapal yang ditumpangi putranya.
Saat ditanya mengenai PKL, kepala sakolah justru menjawab baik-baik saja.
"Waktu itu dijawab baik-baik saja. Saya tanya kerja di mana anak saya, dan dijawab baik-baik saja. Surat (dari perusahaan) saya banting di meja, begitu baca gemeter," ucapnya.
Saat itu Riswanto menanyakan mengenai PKL yang ternyata dipekerjakan oleh perusahaan.
Riswanto akhirnya berangkat ke Bali untuk mencari tahu kejelasan nasib putranya.
Setelah tiba di perusahaan tersebut, Riswanto mendapatkan bukti kontrak kerja.
Pihak perusahaan sendiri mendapatkan tenaga kerja dari calo ke calo.
Perusahaan juga menerima para siswa untuk bekerja karena memiliki KTP yang ternyata palsu.
Riswanto menceritakan bahwa dalam kontrak kerja yang di tandatangani anaknya tertulis selama 6 bulan.
"Dalam kontrak kerja itu enam bulan, ternyata anak saya sudah teken (tanda tangan). Intinya anak saya tidak mengetahui," ucap pria yang saat ini mengaku tinggal di Jakarta.
Riswanto pun melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian setelah mengumpulkan bukti-bukti kuat soal penipuan.
Hampir satu tahun berselang, kasus yang menimpa putranya ini tak jelas ujungnya.
Riswanto mendatangi Kementerian Hukum dan HAM, hingga menghubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dibuatkan lah surat tembusan ke Polda Bali dan Polda DIY.
Kasus ini pun akhirnya masuk ke ranah persidangan.
Namun hasilnya cukup mengecewakan lantaran kepala sekolah dan guru justru divonis bebas.
Tak gentar, Riswanto terus berupaya mencari keadilan.
Riswanto bahkan berusaha meminta bantuan pada Presiden Jokowi namun tak direspon.
Akhirnya Riswanto pun mencoba mengontak Menteri Kelautan dan Perikanan yang nomornya didapat dari seseorang namun belum kunjung direspon sampai saat ini.
Tak hanya Riswanto, Lucia Martini, ibu dari Ignatius Andrianta Loyola, juga kehilangan sang putra saat magang.
Saat akan berangkat PKL, sang putra meminta sang ibu untuk mengantarnya.
"Saya diantar Mom (ibu) saja. Nanti enam bulan saya tidak melihat Kedon (nama dusunnya)," kata Martini menirukan upacan anaknya, Rabu (4/9/2019).
Namun sampai saat ini, keberadaan Andianta juga masih menjadi misteri.
Lucia tak menyangka kala itu menjadi momen terakhir pertemuannya dengan sang putra sebelum menghilang.
Lucia mengaku terlambat mendapatkan informasi hilangnya KM Jimmy Wijaya dibanding para orangtua korban lainnya.
Ia baru mendapatkan informasi soal hilangnya kontak kapal seminggu kemudian.
"Saya mendapatkan informasi terlambat, kedua orangtua mereka sudah mendapatkan informasi seminggu sebelumnya langsung dari Bali. Sementara saya baru tahu 5 Maret (2010) ketika didatangi pihak sekolah. Padahal Pak Joko (ayah Ginanjar) tahu kapal hilang kontak setelah disurati langsung oleh pihak perusahaan," ucapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Fakta Pilu 3 Siswa SMK Hilang Selama 9 Tahun Saat Magang, Dijual oleh Calo, Ini Kronologinya!, https://style.tribunnews.com/2019/09/05/fakta-pilu-3-siswa-smk-hilang-selama-9-tahun-saat-magang-dijual-oleh-calo-ini-kronologinya?page=4.
Penulis: ninda iswara
Editor: Delta Lidina Putri