Bacaan Doa Diberikan Keteguhan Hati, Bisa Dibaca untuk Melupakan Mantan
Nabi Muhammad S.A.W, menuntun umatnya untuk memperbaiki hati. Berikut tiga bacaan doa untuk menghindari perasaan cinta lain.
Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Iwan Al Khasni
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Dwi Latifatul Fajri
TRIBUNJOGJA.COM - Terkadang dalam sebuah hubungan meski sudah menikah, hatinya belum bisa melupakan cinta di masa lalu.
Seperti mantan yang belum bisa dilupakan. Kata lainnya belum bisa move on.
Cinta adalah urusan hati yang terkadang sulit untuk dilupakan dan dikendalikan.
Cinta datang dari perhatian dan kasih sayang. Dari orang yang mencintai maupun dicintai.
Bahkan ketika menikah, pasangan suami istri seharusnya fokus mencintai pasangan.
Seandainya bila seorang suami atau istri sudah mulai tak cinta lagi kepada pasangannya, mereka harusnya menumbukan dan kembali menyuburkan cinta mereka.
Perasaan cinta lain seperti ini menjadi ujian bagi pasangan yang sudah menikah.
Nabi Muhammad S.A.W, menuntun umatnya untuk memperbaiki hati
. Karena jika dibiarkan, permasalahan ini akan memutuskan tali perkawinan dan merusak hubungan rumah tangga.
Menurut hadis riwayat al-Tirmidzi, Nabi Muhammad S.A.W memberikan gambaran, “Sesungguhnya hati bani Adam yang berada di antara dua jari Dzat Yang Maha-Rahman itu bagaikan satu hati saja. Dia selalu mengubah-ubahnya sesuai dengan kehendak-Nya,”
Karena itu jika perasaan mulai bercampur dan kebingungan, hendaknya selalu mengingat Allah S.W.T. Karena sifat perasaan yang berubah, Rasulullah S.A.W melalui bacaan doa memohon kepada Allah agar selalu diberikan keteguhan hati atas agamanya.
Dikutip dari nu.or.id, berikut tiga bacaan doa untuk menghindari perasaan cinta lain.
1. يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
(Yâ muqallibal qulûb tsabbit qalbî ‘alâ dînika).
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu” (HR al-Nasai’).
2. Setelah bacaan pendek tersebut, Nabi Muhammad S.A.W menyambungnya dengan bacaan doa dari Al-Qur’an:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
(Rabbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba‘da idz hadaitanâ wahablanâ min ladunka rahmatan innaka anta-l-wahhâb)