Kriminal
UPDATE Motif Istri Muda Bakar Suami dan Anak Tiri, Aulia Kesuma Ternyata Juga Cemburu
Ada motif lain selain utang piutang pada kasus pembunuhan dan pembakaran Edi Chandra Purnama oleh AK atau Aulia Kesuma
Ada motif lain selain utang piutang pada kasus pembunuhan dan pembakaran Edi Chandra Purnama oleh AK atau Aulia Kesuma, istri mudanya dan anak AK, KV. Diketahui, tidak hanya Edi yang menjadi korban.
.
.
.

ANAK tiri AK, M Adi Pradana alias Dana pun menjadi korban pembunuhan pada kasus tersebut.
Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan menurut pengakuan pelaku tega menghabisi suaminya itu karena kecemburuan dalam pembagian hasil penjualan rumah.
"Ibu itu (AK) mengaku punya utang dan suaminya (korban) juga punya utang, mereka sepakat menjual rumah, rumahnya, kan, besar. Tapi pembagian (hasil penjualan) itulah yang menjadi masalah," kata Rudy Sufahriadi saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Rabu (27/8/2019) dikutip Tribunjogja.com dari Tribunjabar.
Oleh karena itulah, AK merasa sakit hati dan tega membunuh kedua korban dengan menyewa eksekutor pembunuhan.
Tersangka AK merencanakan pembunuhan terhadap suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23) karena terlilit hutang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, AK berniat menjual rumah di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan untuk membayar hutang.
Namun, Edi menolak permintaan istrinya itu dan mengancam membunuh AK jika rumah tersebut dijual.
"Istri ini inisial AK mempunyai hutang. Kemudian dia ingin menjual rumahnya. Tapi suami ini (Edi) mempunyai anak jadinya tidak setuju dan dia mengatakan kalau menjual rumah ini 'kamu (AK) akan saya bunuh'," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019) dilansir dari kompas.com.
Argo mengungkapkan, AK merasa kesal dengan penolakan itu.
Ia meminta bantuan suami mantan pembantunya untuk mencari pembunuh bayaran guna menghabisi nyawa suami dan anaknya.
"Yang bersangkutan (AK) pernah mempunyai pembantu, pembantu ini sudah tidak ada lagi di situ (di rumahnya),"
"Dia (pembantunya) seorang perempuan dan suami pembantu ini disuruh menghubungi dua orang yang ada di Lampung," ungkap Argo.
Dua pembunuh bayaran berinisial S dan A datang ke Jakarta menggunakan travel.
Keduanya bertemu dengan AK dalam mobil di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
AK menjanjikan bayaran Rp 500 juta untuk membunuh suami dan anaknya.
"Akhirnya di dalam mobil, deal (setuju) untuk membantu eksekusi dan membunuh korban dengan perjanjian akan dibayar Rp 500 juta," ungkap Argo.
Edi dibunuh dengan cara diracun, sementara Dana dibunuh dengan cara diberi minuman keras lalu dibekap.
Awalnya dua korban diculik dan dilumpuhkan di rumah mereka di Lebak Bulus, Jakarta Selatan oleh para eksekutor.
Setelah dieksekusi, kedua jenazah disimpan di dalam mobil lalu di parkir di SPBU Cireundeu, Jakarta.
Kemudian Minggu (25/8/2019) pukul 07.00 AK dan anaknya KV mengambil mobil yang sudah berisikan mayat menuju Cidahu.
Keduanya dibunuh di rumah
Selanjutnya, jasad kedua korban dibakar di dalam mobil di Jalan Cidahu-Parakansalak, Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, hari Minggu sekitar pukul 12.00 WIB.
Sebelum ke TKP, AK sempat membeli satu botol bensin lalu menyerahkan ke KV untuk membakar mobil tersebut.
Pelaku ditangkap
Saat ini, sudah ada empat pelaku yang diamankan polisi.
Dua orang di antaranya yakni AK dan KV, yang merupakan ibu dan saudara tiri dari korban, Pupung dan Dana.
AK ditangkap di Jakarta oleh Polda Jawa Barat dan sudah dibawa ke Bandung.
Sementara KV hingga kini masih menjalani perawatan di RS Pusat Pertamina karena terkena luka bakar saat berusaha membakar ayah tirinya yang sudah tak bernyawa di dalam mobil.
Dua tersangka lainnya yakni S dan A. S dan A terlibat dalam pembunuhan Edi dan Dana.
Mereka merupakan pembunuh bayaran atas perintah AK, istri Edi.
Mereka ditangkap di Lampung Timur, Lampung oleh tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polda Lampung.
Pantauan Kompas.com, kedua tersangka tiba di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanpa menggunakan alas kaki.
Keduanya juga ditembak pada bagian kaki akibat melakukan perlawanan saat ditangkap.
Kedua tersangka hanya tertunduk dan memilih diam saat dicecar sejumlah pertanyaan oleh awak media.
Mereka pun langsung dibawa masuk ke ruangan penyidikan guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.