Terobosan WhatsApp Lewat Pembayaran Online dan Persaingan serta Inovasi Dompet Digital
Terobosan WhatsApp Lewat Pembayaran Online dan Persaingan serta Inovasi Dompet Digital
Go-Pay telah mendapatkan izin sebagai penerbit uang elektronik dari Bank Indonesia (BI) sejak 2014 silam. Sementara OVO telah mengantongi izin yang sama dari BI sejak 2017.
Adapun LinkAja baru pada Februari 2019 lalu terdaftar menjadi perusahaan uang elektronik.
Meski sebenarnya bukan pemain baru, LinkAja tetap harus mengejar ketertinggalan dengan secepatnya membangun merek di masyarakat.
Fithra Faisal Hastiadi, ekonom Universitas Indonesia (UI) berpendapat, ada perbedaan cukup mencolok antara produk LinkAja dan produk uang elektronik swasta seperti Go-Pay dan OVO.
Tekfin swasta itu sejak awal menjalankan strategi customer engagement.
Go-Pay menggaet konsumen lewat layanan transportasi lewat aplikasi Go-Jek.
"Layanan pembayaran ini ke depannya tampaknya akan menjadi bisnis utama Go-Jek karena potensinya yang besar," ujar Fithra.
Benar saja, jika merujuk data Bank Indonesia (BI), nominal transaksi uang elektronik dalam empat bulan pertama 2019 melonjak hingga 130% secara year on year (yoy) menjadi Rp 131,41 triliun dari sebelumnya Rp 13,65 triliun.
Adapun volume transaksi tumbuh 76% menjadi 1,44 miliar kali transaksi sepanjang Januari-April 2019 dari periode sama di 2018 yang sebanyak 816 juta kali transaksi. Ini menunjukkan popularitas uang elektronik makin meningkat di masyarakat.
Budi Gandasoebrata, Managing Director Go-Pay mengakui perkembangan Go-Pay cukup menjanjikan jika dilihat dalam setahun belakangan.
Transaksi Go-Pay di luar layanan Go-Jek tumbuh hingga 25 kali lipat dalam waktu setahun.
Go-Pay saat ini telah digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sebelumnya tidak menggunakan transaksi non tunai.
Potensi bisnis Go-Jek tercium para investor kakap seperti Tencent dan Softbank sehingga mereka bersedia berinvestasi ke perusahaan teknologi ini.
Grab pun menjalankan strategi yang mirip dengan menggandeng OVO alih-alih membangun sistem sendiri untuk proses pembayaran. Tapi idenya sama yakni menggaet basis konsumen yang besar.
"Go-Jek dan OVO melakukan strategi dari bawah ke atas atau bottom-up," kata Fithra.