Resep Makanan
Resep Sate Pusut Khas Lombok, Menu Alternatif Olahan Daging Kurban
Sate pusut merupakan hidangan khas Lombok Nusa Tenggara Barat. Berikut resep sate pusut yang bisa dimasak kurang lebih 45 menit
Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Rina Eviana
Resep Sate Pusut Khas Lombok, Alternatif Olahan Daging Kurban
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Dwi Latifatul Fajri
TRIBUNJOGJA.COM - Sate merupakan makanan khas dari Indonesia dan punya berbagai nama berbeda di beberapa daerah.
Bahan utama sate adalah daging yang dipotong dengan tusukan sate dan dibakar.
Rasanya lezat, gurih dan dagingnya lembut. Untuk menu Idul Adha membuat sate bisa jadi pilihan.
Sate pusut bisa jadi masakan sedap untuk keluarga di rumah. Sate ini merupakan hidangan khas Lombok Nusa Tenggara Barat.
Memasak makanan ini menggunakan daging sapi cincang, lalu daging sapi tersebut dililitkan pada tusuk sate yang dibelah dua bagian kemudian dibakar menggunakan daun pisang.
Ingin mencoba memasak sate pusut ?
Berikut resep sate pusut alternatif menu olahan daging kurban yang bisa dimasak kurang lebih 45 menit, dikutip dari Posbelitung.co.
Bahan Utama:
- 500 gram daging sapi cincang
- 1 sendok teh air jeruk nipis
- 4 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
- 100 ml santan kental, dari 1/4 butir kelapa
- 15 buah tusuk sate
- 3 lembar daun pisang dan tusuk gigi, untuk membungkus dan menyemat
Bumbu Halus:
- 8 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 2 buah cabai keriting
- 1/2 sendok teh terasi, goreng
- 1 1/4 sendok teh garam
- 1 1/4 sendok teh gula
Cara Membuat Sate Pusut Daging:
1. Campurkan daging dengan bumbu halus, air jeruk nipis, daun jeruk dan santan kental lalu aduk rata.
2. Rendam campuran daging dengan bumbu selama 30 menit.
3. Ambil tusuk sate kemudian lilitkan daging pada tusuknya.
4. Bungkus tusuk sate yang sudah dililit daging dengan daun pisang.
5. Sematkan lidi di ujung daun pisang.
6. Bakar daun pisang yang berisi hingga matang.
7. Jika sudah matang angkat daun pisang dan ambil sate yang sudah matang didalamnya.
8. Sajikan sate pusut dengan nasi hangat.
(Tribunjogja.com | Dwi Latifatul Fajri)