Idul Adha
Catat, Hari Tasyrik 11-13 Dzulhijjah Setelah Idul Adha Haram untuk Berpuasa
Dalam madzhab Syafi’i- bahwa ada lima hari diharamkan puasa, yaitu hari Idul Fithri, hari Idul Adha, dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Rina Eviana
Catat, Hari Tasyrik 11-13 Dzulhijjah Setelah Idul Adha Haram untuk Berpuasa
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Dwi Latifatul Fajri
TRIBUNJOGJA.COM - Hari raya Idul Adha tahun ini jatuh pada 10 Dzulhijah atau 11 Agustus 2019.
Hari-hari setelah Idul Adha adalah hari tasyrik. Hari tasyrik biasanya terjadi selama tiga hari yaitu 11-13 Dzulhijjah yakni hari yang diharamkan untuk melakukan ibadah puasa.
Dikutip, hari tersebut adalah hari dimana umat muslim dilarang untuk berpuasa.
Namun dianjurkan untuk berzikir dan berdoa.
Bertepatan dengan hari tersebut, jamaah haji di Makkah melaksanakan ibadah yaitu melempar jumrah.
Sementara umat Islam di seluruh dunia yang tidak berhaji melakukan penyembelihan hewan kurban.
Penyembelihan hewan kurban biasanya berlangsung tiga hari.
Dikutip dari Rumaysho.com, disebutkan dalam Matan Al Ghoyah wat Taqrib -salah satu rujukan fikih dalam madzhab Syafi’i- bahwa ada lima hari diharamkan puasa, yaitu hari Idul Fithri, hari Idul Adha, dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Lima hari yang diharamkan untuk berpuasa, atas sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya : “Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)
Allah Ta’ala mengistimewakan hari tasyrik, karena pada hari tersebut Allah jadikan hari ini sebagai waktu istimewa untuk berdzikir sehingga Allah perintahkan kaum muslimin untuk memperbanyak dzikir di hari tersebut.
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 18)
Menurut Ibnu Rajab, ada rahasia di balik larangan berpuasa di hari Tasyrik.