Kepala SMAN 1 Yogya dan SMKN 1 Pundong Sambut Baik Wacana Kebijakan Rotasi Guru dari Kemendikbud

Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Muhammad Fatoni
Kompas.com
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan segera menerapkan kebijakan rotasi bagi guru di sekolah negeri.

Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.

Terkait hal tersebut, Kepala SMAN 1 Yogyakarta, Miftakodin, menyambut baik kebijakan rotasi guru dalam rangka pemerataan kualitas pendidikan.

"Kalau rotasi dasarnya adalah kebutuhan, saya kira bagus," ujarnya pada Senin (29/7/2019).

Sebab menurutnya, rotasi guru sangat bergantung pada kebutuhan guru di setiap sekolah.

Ia mencontohkan, apabila di suatu sekolah kekurangan guru Bimbingan Konseling, maka adanya rotasi guru tersebut untuk mengatasi kekurangan guru tersebut.

"Tapi kalau rotasi dasarnya zonasi, kita ini kan jumlah guru belum merata. Misalnya jumlah guru Bahasa Indonesia banyak dari Sleman, Bahasa Inggris dari Bantul. Masa nanti di Bantul diisi guru Bahasa Inggris semua. Saya setuju asalkan memang dengan rotasi guru itu bisa menjawab kebutuhan guru yang ada di masing-masing sekolah," lanjutnya.

Lanjutnya, di samping itu, guru juga harus memperbarui kompetensi melalui kegiatan pelatihan secara berkala.

"Tapi pelatihan itu harus dapat diimplementasikan di sekolah, maka perlu penilaian di sekolah, perlu evaluasi dengan demikian guru dijamin kualitasnya," kata dia.

Senada dengan Miftakodin, Kepala SMKN 1 Pundong, Sutapa, juga menyetujui kebijakan rotasi guru sebagai upaya untuk pemerataan kualitas sekolah.

"Saya setuju, dengan catatan nanti sekolah yang ditinggalkan mendapatkan guru pengganti. Kemudian guru yang dipindah itu mendapatkan jam yang sama," kata dia.

Menurutnya, dengan adanya kebijakan rotasi guru ini semakin meningkatkan pemerataan guru antar sekolah

"Karena kemungkinan dalam satu sekolah ada guru yang jam mengajarnya kurang sehingga harus menambah jam di sekolah lain. Itu diatasi dengan rotasi. Di sekolah kami mendapatkan rotasi dua guru mata pelajaran Bahasa Inggris dan guru mata pelajaran Produktif Las untuk jurusan Teknik Pengelasan," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved