Kulon Progo
Ratusan Pramuka Dikenalkan dengan Upacara Baritan di Sentolo
Upacara adat baritan adalah wujud syukur sekaligus permohonan dari para petani agar tanaman padinya tetap subur hingga waktunya dipanen nanti.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sebagian kontingen peserta Kemah Budaya Pramuka se-Jawa (KBPJ) 2019 di Candi Prambangan bertandang ke Kulon Progo , Kamis (11/7/2019).
Mereka mengikuti upacara adat baritan di desa wisata Jati Moncol, Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo.
Ada sekitar 150 orang peserta kemah yang datang ke Sukoreno tersebut.
Peserta berasal dari Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur.
• 5 Rekomendasi Mie Ayam di Jogja, dari yang Super Pedas sampai Buka Tengah Malam
Dalam kesempatan itu, para anggota Pramuka itu turut menikmati dhahar kembul bersama masyarakat setempat.
Santapan yang dibawa para petani ke areal persawahan itu antara lain olahan hasil bumi, sego wiwitan, dan ingkung.
Setelah itu, para peserta menikmati pertunjukan gejlok lesung dan permainan tradisional ngalark blarak khas Kulon Progo.
"Upacara adat baritan adalah wujud syukur sekaligus permohonan dari para petani agar tanaman padinya tetap subur hingga waktunya dipanen nanti. Hingga saat ini, adat tradisi ini masih dilaksanakan warga di Sukoreno," kata Kepala Desa Sukoreno, Olan Suparlan pada Tribunjogja.com.
• Pramuka UMY Belajar Menulis Berita Bareng Tribun Jogja
Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulon Progo yang juga Andalan Kwarcab Pramuka setempat, Joko Mursito mengatakan, sebelum menuju kawasan Jati Moncol, para peserta KBPJ 2019 juga diajak untuk belajar membatik dan jemparingan di Taman Budaya Kulon Progo.
Dalam kesempatan ini, pihaknya sengaja menampilkan kesenian yang mengeksplorasi kebiasaa masyarakat, yakni baritan dan gejlok lesung serta nglarak blarak karena ada keterkaitan dalam kultur pertanian masyarakat setempat.
"Kami coba rangkai semuanya sehingga peserta memahami sendi-sendi kesenian dan budaya di sini, termasuk kuliner," jelas Joko Mursito.
Ketua KBPJ 2019, Suwarsih mengatakan roh kegiatan KBPJ adalah menggali dan mengenalkan budaya daerah sebagai akar budaya nasional. Ini selaras dengan prinsip bhineka tunggal ika.
Ia berharap para peserta lebih mengenal tradisi budaya di Kulon Progo, termasuk baritan yang menjadi agenda ucap syukur kepada Sang Pencipta dari masyarakat setempat.
"Yang disentuh adalah permohonan dan syukur selalu disampaikan petani kepada Sang Pencipta. Ini yang harus diteladani," kata Suwarsih. (*)
