Travel

Menyusuri Keindahan Tersembunyi "Perut" Goa Gajah di Bantul

Goa Gajah ini masih sangat alami, berbentuk horisontal dan memiliki panjang sekitar 150 - 200 meter.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Yuliono, pemandu sekaligus pengelola sedang menunjukkan gumpalan batu menyerupai bentuk gajah yang ada di dalam Goa Gajah di Mangunan, Dlingo, Bantul. 

"Batu itu namanya Turangga," ujar Yuliono.

Spot Foto di Jogja, Bantul, Gunung Kidul, Sleman dan Kulon Progo

Usai mengamati setiap lekukan batu gua di ruang Kepatihan, Yuliono memandu menuju ruangan berikutnya yang bernama Sentong.

"Sentong ini tempat untuk berhias," Yono menjelaskan.

Dari pantauan Tribunjogja.com, Ruang Sentong ini sedikit lebih sempit dibandingkan dengan ruang sebelumnya.

Lebih masuk lagi ke dalam perut gua, ada ruangan bernama Keputren.

Ruangan ini konon sebagai tempat peristirahatan perempuan, bentuknya cekungan kecil dan sedikit pengap.

Sejumlah kelelawar terlihat beterbangan di sudut ruangan.

Ruangan berikutnya adalah Papan Abdi.

Ruangan ini cukup luas yang ditaksir dapat menampung sekitar 30-an orang lebih.

Adapun satu di antara ruangan yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat adalah ruang pamujan.

Ruang ini terdapat di dekat pintu keluar gua.

"Ruang pamujan hanya dikunjungi oleh orang-orang yang akan berdiam diri, mendekatkan diri kepada Tuhan," ujar dia.

Menjajal Rute Bersepeda Sembari Menikmati Suasana Asri Pedesaan ke Gua Payaman Bantul

Ruang Pamujan, kata Yono, mampu menampung sedikitnya tiga sampai empat orang.

Di bawah ruang pamujan, ada sebuah gumpalan batu cukup besar, bentuknya menyerupai gajah, lengkap dengan belalainya.

"Batu ini namanya Batu Gajah. Bentuknya mirip gajah. Itu mengapa gua ini disebut Goa Gajah," kata Yono menjelaskan sembari tangan dia memegang ujung dari batu.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved