Travel
Menyusuri Keindahan Tersembunyi "Perut" Goa Gajah di Bantul
Goa Gajah ini masih sangat alami, berbentuk horisontal dan memiliki panjang sekitar 150 - 200 meter.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Di dalam gua, terdapat banyak stalagtit dan stalagmit.
Ketika masuk ke dalam, pengunjung disarankan membawa senter sebagai alat bantu penerangan.
Hal ini dikarenakan kondisi di dalam gua cukup gelap.
Ketika Tribunjogja.com menyusuri dalam gua, terdapat sejumlah ruangan yang relatif lebar-lebar dengan nama-nama yang bisa membuat buku kuduk merinding.
Misalkan saja, gapura depan pintu masuk terdapat batu berukuran besar yang dinamakan Kyai Balad oleh masyarakat setempat.
Konon, kata Yuliono sang pemandu, Kyai Balad itu merupakan seorang abdi dalem yang bertugas menunggu mulut goa.
"Tapi cerita itu hanya legenda. Boleh dipercaya dan boleh juga tidak percaya," kata dia pada Tribunjogja.com saat memulai percakapan ketika langkah kaki memasuki gua.
• 11 Tempat Wisata di Jogja Kota yang Lokasinya Tak Jauh dari Malioboro
Menuju ke ruangan pertama pengunjung harus melewati pintu yang berukuran kecil.
Untuk bisa masuk, pengunjung harus membungkukan badan.
Menurut Yuliono, membungkukan badan itu memiliki filosofi.
"Barang siapa memasuki rumah orang. Maka harus menghormati pemilik rumah. Caranya dengan membungkukan badan," tuturnya.
Di ruang selanjutnya, ada ruangan yang dinamakan lorong ular.
Lorong ini berbentuk memanjang sedikit melingkar yang terhubung satu sama lain.
Ada juga ruang pendopo, Kepatihan dan batu yang mirip dengan seekor buaya.
Di sisi yang lain terdapat batu berukuran cukup besar, berbentuk menyerupai kepala kuda.