Gadis Pemulung Ini Sukses Dapat Beasiswa dan Jadi Lulusan Terbaik di Australia
Seorang mahasiswi yang pernah menjadi pemulung lulus dengan prestasi yang membanggakan di Trinity College, The University of Melbourne, Australia
Pada Maret 2019, dua siswa bernama Yem Sovannry (18) dan Seng Hoarng (19) mengambil beasiswa penuh untuk program studi yayasan.
Setelah lulus dari pendidikan sekolah menengah atas di Akademi Cripps Neeson, mereka bergabung dengan Sophy di Australia.
Yem dan Seng berharap mereka bisa mengikuti jejak Sophy dengan melanjutkan pendidikan untuk gelar sarjana di The University of Melbourne yang bergengsi dan hadir di acara wisuda Sophy.
Setelah lulus, Sophy kembali ke Kamboja untuk liburan dan merayakan kelulusan dengan keluarga dan teman-teman.
Masalah Kemiskinan
Sophy Ron adalah sepenggal kisah sukses seseorang yang punya masa depan cerah. Namun, masalah kemiskinan sistemik masih tetap ada di Phnom Penh.

Masalah ini menjadi terkenal pada 2009 ketika Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Stung Meanchey Rubbish Dump, dengan luas sekitar 100 hektar, di Phnom Penh mendapat perhatian khusus dari media.
Menurut Small Step Project, ada 500-1.000 orang yang bekerja sebagai pemulung. Dari angka tersebut, setidaknya setengah dari mereka masih anak-anak.
Karena masih memperkerjakan anak-anak ini, Stung Meachey ditutup, tetapi pemerintah membuka TPA baru di sisi lain kota dan para pemulung bermigrasi.
Pada 2016 dilaporkan juga di luar TPA masih banyak anak yang berkeliaran di jalanan untuk mengambil sampah dan memulung dengan penghasilan berkisar 2,50-3,40 dolar AS atau Rp 35.772 hingga Rp 45.650 per hari. (Retia Kartika Dewi)
.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Sukses Gadis Pemulung Kamboja hingga Jadi Lulusan Terbaik di Australia"
