Ramadan
Pondok Pesantren Islam Al Iman Muntilan, Berdiri di Atas dan untuk Semua Golongan
Ponpes ini pun sudah meluluskan sekitar 32 angkatan sejak tahun 1987 hingga tahun 2019 ini. Lulusannya banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - "Berdiri di Atas dan untuk Semua Golongan".
Kalimat itulah yang tertulis di atas gerbang masuk Pondok Pesantren Islam Al Iman, Dusun Patosan, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Kalimat itu yang menjadi semboyan serta semangat dibangunnya Pondok Pesantren ini demi untuk merangkul semua golongan.
Ponpes Al Iman Muntilan berdiri tahun 1942, didirikan oleh Alm Ustadz Muhammad Alwan.
Seorang santri dari Jawa yang tinggal di negeri jiran, lalu hijrah kembali ke Indonesia.
Di sini, ia belajar agama di salah satu pondok pesantren yang ternama, yakni Ponpes Tremas di Pacitan, Jawa Timur.
• Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien Yogyakarta, Mengadopsi Karakter Ponpes Lirboyo
Lulus dari sana, tak membuatnya puas akan pengetahuan tentang agama.
Ia ingin belajar lebih dalam lagi. Sampailah ia ke Muntilan.
Di sana ia bertemu dengan salah satu Kiai di Jumoyo, menikah dengan salah seorang gadis yang ada di sana, lalu mendirikan Pondok Pesantren Al Iman.
"Pondok Pesantren berdiri tahun 1942, didirkan oleh Alm Ustadz Muhammad Alwan. Beliau perintis dan pendiri ponpes ini. Seorang ustadz berasal dari Malaysia yang mondok di Indonesia. Setelah mondok, ingin mengembangkan ilmunya, dibawa ke daerah Muntilan. Dikenalkan, salah satu Kyai di Jumoyo, terus menikah dengan seorang gadis di Beteng. Disitu, ia mendirikan Pondok Pesantren Al Iman," kata Hubungan Masyarakat Ponpes Al Iman Muntilan, Mustafa.
• Mengenal Pondok Pesantren An-Nur Sewon, Ponpes Tahfidz Alquran
Mustafa menceritakan, Ustadz Muhammad Alwan adalah seorang santri yang gigih.
Ia hidup dengan prihatin di pondok pesantren, tetapi memiliki semangat dan tekad yang kuat.
Ia pun belajar agama di pondok-pondok hebat di Indonesia, salah satunya Ponpes Tremas di Pacitan, Jawa Timur, sebelum ia hijrah ke Muntilan dan mendirikan Pondok Pesantren di sini.
Ia mengatakan, semula Ponpes Al Iman bertempat di Beteng, Muntilan.
Baru tahun 1987, pindah ke lokasi baru yang ditempati sampai sekarang ini.
Pondok pesantren ini dulu hanya mengajarkan kitab-kitab atau salafiyah, tetapi setelah itu dirintis menjadi pondok pesantren modern oleh Kyai Muhammad Hadi Yunus, anak pertama dari Kiai Alwan, sang pendiri.
Pondok pesantren ini pun menjadi pondok pesantren modern dengan menerapkan program pendidikan Tarbiyatul Muballighiin wal Muallimin (TMM).
Program ini adalah program pendidikan enam tahun yang meliputi jenjang Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan Madrasah Aliyah (MA).
• Buka Rakor Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Sesditjen Pendis Ingatkan 6 Hal
"Pertama kali pondok pesantrenini adalah salafiyah, hanya mengajarkan kitab-kitab. Lalu tahun 1980-an diubah menjadi pendidikan formal, Madrasah Aliyah (MA). Tahun 1987 dirntis menjadi pesantren modern oleh Kyai Muhammad Hadi Yunus. Setelah Kyai Muhammad Hadi Yunus wafat tahun 2003, pengurus pesantren yayasan al iman, mengamanahkan kepada Dr Muhammad Zuhaery MA sebagai pimpinan pesantren," katanya.
Pondok pesantren sendiri menempati lahan seluas sekitar satu hektar, dengan tiga bangunan utama yang dipisahkan sebuah jalan.
Bangunan utara adalah asrama putri berlantai tiga, dan rumah pimpinan pondok pesantren.
Sebelahnya adalah kelas lokal MTs dan MA.
Seberangnya sendiri adalah asrama putra, laboratorium, dan masjid.
Fasilitas yang ada di Pesantren ini adalah masjid, asrama putra dan putri, sarana olahraga, lab komputer dan internet, kantin, koperasi, multimedia, wifi area, dan bimbingan konseling.
Sementara ekstrakurikuler ada pramuka, marching band, seni bela diri, OSIS, olahraga prestasi, seni tilawatul Quran, Kaligrafi, seni musik.
"Di sini kami juga ada ekstrakurikuler, seni hadrah, tata boga, dan ketrampilan. Agar para santri dapat menyalurkan bakatnya di bidang seni, juga dapat mempelajari tata boga atau ketrampilan lain sebagai bekal lulus nanti," ujar Mustafa.
• Mengenal Pondok Pesantren Muallimin, Ponpes Muhammadiyah Pertama di Indonesia
Kurang lebih ada sebanyak 187 santriwan dan santriwati yang belajar di sini.
Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sulawesi, Kalimantan, Riau, Jawa dan bahkan Papua.
Sistem pembelajaran sendiri memadukan pembelajaran umum dan pembelajaran agama.
Pembelajaran agama lebih diperbanyak.
Staf pengajar sekitar 30 orang. Mereka rata-rata telah berkualifikasi sarjana, S2 dan bahkan S3.
Ponpes ini pun sudah meluluskan sekitar 32 angkatan sejak tahun 1987 hingga tahun 2019 ini. Lulusannya banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ada juga yang berhasil menjadi enterpreneur.
Banyak alumni yang juga menjadi pejabat pemerintahan, tokoh agama, pengusaha dan lainnya.
Mustafa sendiri mengatakan Ponpes Al Iman Muntilan, Magelang, bertekad untuk terus ada dan hadir memberikan manfaat kepada masyarakat, mendidik generasi muda yang beraklak mulia dalam landasan Agama Islam.
"Kami ingin terus memberikan manfaat kepada masyarakat," katanya.
Pendaftaran sendiri masih dibuka dari 1 Mei 2019 hingga 31 Mei 2019.
Kemudian gelombang tiga, 17 Juni 2019 hingga 10 Juli 2019 , langsun di Ponpes Al Iman Muntilan di Jalam Talun Km1 Patosan Sedayu, Muntilan, Magelang.
Setiap santri yang datang mendaftar akan melalui tes penjajakan, dan wawancara.
Materi tes berupa pengetahuan umum, pengetahuan agama islam dan wawancara.(TRIBUNJOGJA.COM)