Bisnis

Kadin: Pemerintah Mesti Was-was Hadapi Perang Dagang

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) memperingatkan kepada pemerintah agar lebih was-was dan hati-hati dalam mengarahkan kebijakan ekonomi.

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Yosef Leon Pinsker
Acara buka puasa bersama yang diselenggarakan Kadin bersama Kadin DIY, Senin (13/5) di Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) memperingatkan kepada pemerintah agar lebih was-was dan hati-hati dalam mengarahkan kebijakan ekonomi.

Pasalnya dalam kurun waktu 18 bulan ke depan, dampak' perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) masih akan terus dirasakan.

Wakil Ketua Organisasi dan Kerjasama Kadin, Anindya Bakrie mengatakan, dua negara yang berseteru dalam perang dagang yakni China dan AS awalnya memang memiliki pertumbuhan ekonomi angkatan cukup bagus, namun perlahan-lahan tren pertumbuhan ekonomi di dua negara tersebut mulai menunjukkan stagnasi.

"Hal ini tentunya akan membuat AS dan China bakal menempuh upaya lainnya," kata Anindya dalam acara buka bersama dengan anggota Kadin DIY, Senin (13/05/2019) di Yogyakarta.

Perang Dagang AS-China - Ekonomi Asia Tenggara Terpukul, hanya Indonesia yang Bertahan Tumbuh

Ia menerangkan bahwasanya Indonesia memiliki modal yang cukup bagus untuk dapat menjaga pertumbuhan ekonominya.

Partisipasi perempuan serta kaum minoritas di negara Islam terbesar ini layak diacungi jempol.

Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi dapat tetap terjaga ketika stabilitas politik dapat dikendalikan.

Menurutnya hal ini tidak terjadi di Turki atau negara dengan penganut Islam mayoritas lainnya.

Kendati demikian, ia mengingatkan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dan mewaspadai upaya memecah belah kerukunan yang sudah tercapai.

"Kita sudah punya kekuatan yang bisa dimaksimalkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi,"tambahnya.

Uni Eropa Untung 70 Miliar Dolar dari Perang Dagang AS-China

Sementara untuk Yogyakarta, keberadaan Sri Sultan HB X memang membawa pembeda.

Karena Sultan mampu membawa stabilitas politik dalam berbagai even politik yang terjadi.

Terpaan-terpaan yang berusaha merongrong stabilitas di Yogyakarta mampu ditepis dengan baik.

Ketua Umum Kadin DIY, GKR Pembayun atau GKR Mangkubumi mengungkapkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat kebahagiaan nomor 1 di mana umur paling panjang 72 tahun laki-laki dan 74 tahun untuk perempuan.

Namun jika bicara kemiskinan masih di atas 9 persen, hal tersebut tentu ironis.

"Ada sebutan untuk kita itu miskin tetapi bahagia,"ujarnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved