Alphabet, Perusahaan Induk Google akan Lenyapkan Nyamuk dari Muka Bumi
Alphabet, perusahaan induk Google melalui anak perusahaan bernama Verily menyusun rencana untuk melenyapkan nyamuk dari muka Bumi.
TRIBUNJOGJA.COM - Pendiri Microsoft Bill Gates mengatakan nyamuk membunuh ratusan ribu manusia tiap tahun. Sebab itulah, dia bertekad memerangi nyamuk.
Belakangan, Alphabet, perusahaan induk Google diketahui ingin mengikuti langkah Gates.
Melalui anak perusahaan bernama Verily yang bergerak di bidang kesehatan, Alphabet menyusun rencana untuk melenyapkan nyamuk dari muka Bumi.
Caranya adalah dengan memakai populasi nyamuk jantan yang sengaja dibikin mandul alias steril sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan. Nyamuk jantan juga tidak menggigit manusia.
Verily mengembangbiakkan nyamuk dari jenis Aedes aegypti di dalam sebuah laboratorium di San Francisco, Amerika Serikat.
Robot otomatis digunakan untuk memilah-milah nyamuk dari jenis kelaminnya. Aedes aegypti sengaja dipilih karena jenis nyamuk ini bisa berkembang biak di tempat tinggal manusia sehingga rawan menyebarkan penyakit.
Nyamuk hasil "ternak" Verily kemudian diberi Wolbachia, bakteri parasit yang membuat nyamuk mandul, di samping mampu menekan transmisi virus penyakit yang dibawa nyamuk ke manusia.
Lantas, Verily melepas para nyamuk jantan agar mengawini nyamuk betina setempat dan menulari bakteri Wolbachia. Lambat laun, populasi nyamuk pun berkurang karena tak bisa bereproduksi.
Sekarang Verily masih terus menguji coba metode pemberantasan nyamuk itu di beberapa daerah di negara bagian California, AS.
Para nyamuk diberi penanda digital supaya lokasi mereka bisa dilacak lewat GPS untuk kepentingan riset.
Sejauh ini hasilnya cukup menggembirakan. Dalam uji coba di kota Fresno pada 2017, populasi nyamuk betina menurun sebanyak dua pertiga setelah Verily melepas 15 juta ekor nyamuk jantan mandul dalam kurun waktu 6 bulan.
Uji coba lain di Innisfail, Australia, pada pertengahan tahun lalu berhasil mengurangi populasi nyamuk hingga 80 persen. Di Indonesia, proyek serupa juga dilakukan bersama UGM melalui Eliminate Dengue Project (EDP) di Yogyakarta.
Belum jelas apa efeknya bagi lingkungan kalau populasi nyamuk pembawa penyakit dilenyapkan sepenuhnya. Peranan ekologi dari nyamuk belum sepenuhnya dipelajari. Dugaan sementara, ekologi setempat seharusnya baik-baik saja walau tanpa nyamuk.
Jenis nyamuk berbahaya seperti Aedes aegypti sebenarnya juga bukan endemik di banyak daerah. Aedes aegypti diketahui berasal dari Afrika, tapi kini sudah menyebar sehingga merajalela di lebih 120 negara di zona tropis, termasuk Indonesia. (Bill Clinten)
.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perusahaan Induk Google Berencana Membasmi Nyamuk dari Muka Bumi"