AM Warga Yogyakarta yang Dibawa Polisi Bersebo Belum Ada Kabar, Anaknya Menangis Tanya Ayahnya
AM Warga Yogyakarta yang Dibawa Polisi Bersebo Belum Ada Kabar, Anaknya Menangis Tanya Ayahnya
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Iwan Al Khasni
AM Warga Yogyakarta yang Dibawa Polisi Bersebo Belum Ada Kabar, Anaknya Menangis Tanya Ayahnya
Keberadaan AM (37) warga Prawirodirjan yang diringkus polisi bersebo didekat rumahnya masih belum diketahui. Sang Ibu, KTY (50) merasa sangat khawatir dan ingin anaknya segera kembali. Sejak diringkus Sabtu (13/4) sekitar pukul 09.15, sama sekali tidak ada kabar kemana polisi membawanya.
Polisi pun tidak ada yang datang ke rumahnya untuk memberikan penjelasan.
Dari cerita RR, istri AM kepada KTY, RR dibawa ke Polda DI Yogyakarta.
Di sana pun ia tidak melihat suaminya karena dibawa secara terpisah.
RR pun kini lebih banyak menghabiskan waktu di kamarnya.
"Sampai saat ini belum ada keterangan, belum ada polisi yang datang kesini. Saya juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Saya juga tidak bisa komunikasi, karena HP saya dibawa, HP RR juga dibawa," katanya saat ditemui wartawan di rumahnya, Minggu (14/4/2019).
"Kemarin katanya (RR) dibawa ke Polda, di sana juga tidak melihat suaminya. Mau tanya kemana juga tidak tahu. Setelah pulang kemarin RR cuma tiduran," sambungnya.
Selain tanpa kabar, yang membuatnya sedih adalah anak AM yang terus menanyakan keberadaan ayahnya, bahkan anak usia 4 tahun itu terus menangis.
Ia pun terpaksa berbohong dan mengatakan bahwa AM sedang bekerja.
Ia juga bingung mengapa anaknya dibawa polisi.
Selama ini tidak ada yang aneh dengan anaknya.
Anaknya bekerja disebuah bengkel, dan sesekali membersihkan masjid yang tak jauh dari rumahnya.
AM juga tidak pernah pergi untuk waktu yang lama.
Ia memang lebih sering di rumah, jika tidak bekerja.
Temannya EN yang kabarnya juga diringkus polisi pun sering membantu membersihkan masjid.
"Sebenarnya anak saya itu salah apa. Saya itu masih kaget kok rumah saya digeledah polisi. Saya pengen anak saya cepat pulang, karena tidak salah apa-apa," ujarnya.
Sementara sang kakak, MS (38) juga tak tahu mengapa adiknya dibawa polisi..
Baca: Viral Video Adegan Asusila PNS Sleman via Jejaring WhatsApp, Kemenang Sebut Kasus Lama

Saat kejadian, ia sedang bekerja. Ia langsung pulang saat diberitahu temannya bahwa rumahnya digeledah polisi.
"Saya lagi kerja terus dikasih tahu teman, biasanya pulang jam 15.00, kemarin jam 13.00 saya pulang. Saya nggak tau kejadiannya,cuma pas saya masuk ya memang ada yang digeledah. Ya pengennya segera ada kabar saja, supaya keluarga tidak khawatir," tambahnya.
Hingga kini pun pihak kepolisian belum bisa memberikan keterangan terkait penangkapan AM di Prawirodirjan, Yogyakarta.
Baca: Buaya Pemangsa Bocah Itu Sempat Muncul, Lalu Hilang Sambil Menyeret Tubuh Arifi
Diberitakan Tribunjogja.com sebelumnya, Warga Prawirodirjan RT 43 RW 13, Gondomanan, Yogyakarta mendadak tegang. Bukan tanpa alasan, banyak polisi mendadak memenuhi gang Masjid Taqarruba, Jalan Ireda 1A Prawirodirjan, Yogyakarta.
Warga pun tidak boleh masuk untuk melihat kejadian, sementara warga yang sudah terlanjur di dalam tidak boleh keluar.
Salah seorang warga Prawirodirjan, Mohammad Faisal (33) mengatakan sebelum puluhan polisi datang, sempat terjadi kegaduhan.
Ia sempat mengira bahwa telah terjadi pencurian di sekitar masjid.
"Kejadian itu sekitar jam 9.15 ada suara gaduh, saya keluar. Saya lihat ada yang diamankan, dimasukkan ke mobil box. Ada dua orang. Ya saya tahunya itu ada pencurian, soalnya di masjid beberapa kali terjadi pencurian," katanya saat ditemui di Prawirodirjan, Sabtu (13/4/2019).
"Lalu sekitar pukul 11.00 ada polisi puluhan yang masuk. Mungkin sekitar 50-an, semua penuh kok. Wajahnya ditutupi, lalu pake helm khas densus, hp saya juga tadi sempat disita. Setelah itu saya baru tahu kalau yang diamankan adalah AM (37) tetangga saya," sambungnya.
Rumah Faisal memang tidak jauh dari rumah AM (37), dan kebetulan dia berada di rumah, sehingga tahu kejadian tersebut.
Ia menjelaskan polisi juga masuk ke rumah AM.
Dari rumahnya ia mendengar suara gaduh.
Ia menduga polisi melakukan penggeledahan di rumah tetangganya itu.
Sekitar pukul 13.00 istri AM, anak AM, dan adik AM dibawa polisi.
"Saya cuma dengar ada suara, sepertinya rumahnya digeledah. Tidak dengar instruksi apa-apa, polisinya diam. Cuma warga tidak boleh masuk, dan warga yang sudah terlanjur di dalam tidak boleh keluar," jelasnya.
Sementara itu, Ketua RT 43, Dwi Santoso (49) tidak dilibatkan dalam penggeledahan.
Ia hanya diminta untuk mematikan CCTV yang ada di sekitar masjid.
"Saya tidak tahu juga, saya nganter anak ujian, sampai di rumah sudah penuh polisi. Saya tidak ikut (penggeledahan), kan saya nganter anak. Cuma tadi saya suruh mematikan CCTV, terus saya minta tolong pengurus masjid," ujarnya.
Ibu AM, Kotiyah (50) mengaku lemas dan kaget karena ada banyak polisi yang datang ke rumahnya.
Ia tak tahu mengapa rumahnya digeledah polisi.
"Sudah lemas saya, semua digeledah, lemari dibongkar, katanya sih tidak apa-apa. Handphone saya diambil, ada rekening, dan jaket yang dibawa. Tetapi itu jaket anak saya Aan. Sama polisi tetap dibawa, katanya untuk bukti kalau survei ke rumah,"ungkapnya.
Ia pun tidak tahu alasan anaknya dibawa polisi.
Selama ini ia tidak melihat gelagat aneh anaknya. Anaknya bekerja di sebuah bengkel untuk mengganti velg, terkadang anaknya juga membersihkan masjid. Ia berharap anaknya bisa segera kembali ke rumah.
"Pengennya anak saya cepat pulang, karena saya tidak tahu kesalahannya apa. Anak saya itu biasa kok, setiap Jumat membersihkan masjid. Temennya ya cuma itu, yang mengajak membersihkan masjid,"tutupnya.
Sekitar pukul 16.34 WIB, istri AM, anak AM, dan adik AM terlihat pulang diantar mobil polisi.
Saat ditanya mengenai keberadaan suaminya, dia menjawab tidak tahu.
"Ra ngerti aku (tidak tahu) wong kepisah (karena terpisah),"jawabnya sambil masuk ke dalam rumah. (*)