Mbah Sumadi Hilang Tanpa Jejak Ibu-ibu Tabuh Alat Dapur, Tim SAR Sisir Sungai
Mbah Sumadi Hilang Tanpa Jejak Ibu-ibu Tabuh Alat Dapur, Tim SAR Sisir Sungai
Mbah Sumadi Hilang Tanpa Jejak Ibu-ibu Tabuh Alat Dapur, Tim SAR Sisir Sungai
Warga Dusun Berat Utara, Desa Berat Kulon, Kemlagi, Kabupaten Mojokerto digegerkan atas hilangnya Sumadi (60).
Sumadi hilang sejak Senin (1/4/2019) sekitar pukul 15.00 WIB hingga kini belum ditemukan.
Menurut keterangan saksi, Amin (55), pukul 12.00 WIB dirinya masih melihat Sumadi tengah mencari rumput di bantaran Sungai Marmoyo.
Kala itu bantaran sungai Marmoyo sepi, hanya ada Amin dan Sumadi.
"Saya waktu itu sedang memancing di bantaran Sungai Marmoyo sisi timur sedang Sumadi di sisi barat. Kami sempat bertegur sapa," ujarnya Selasa (2/4/2019).
Sungai Marmoyo membelah Dusun Berat Utara. Letak rumah Sumadi sekitar 10 meter dari bibir Sungai Marmoyo.
Amin mengatakan, saat itu Sumadi mengenakan kaus kuning dan topi kuning. Kaus yang dikenakan Sumadi terlihat basah kuyup.
"Bajunya basah dugaannya dia menyebrangi sungai menuju sisi barat. Debit air Sungai Marmoyo sekitar pukul 08.00 WIB naik kira-kira sekarang dalamnya 4 sampai 5 meter. Biasanya hanya setinggi pinggang orang dewasa," ucapnya.
Tak seberapa lama, Amin berpamitan pulang ke Sumadi.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Sumadi hilang.
"Di luar rumah warga dan telah sibuk mencari keberadaan Amin dengan menyisir bantaran Sungai Marmoyo dari Sisi Barat maupun Timur. Keluarga Amin juga ikut mencari," ujarnya.
Sekitar 50 orang berusaha mencari keberadaan Sumadi.
Beberapa warga rela berenang menyeberangi Sungai Marmoyo untuk mencari Sumadi di sisi Barat.
Proses pencarian Sumadi berlangsung hingga pukul 20.00 WIB.
Tidak ada tanda-tanda keberadaan Sumadi.
Warga dan keluarga pun menghentikan pencarian.
Keesokan harinya warga kembali melakukan pencarian.
Beberapa warga menduga Sumadi terpeleset dan terjatuh ke sungai.
Beberapa warga menduga Sumadi hilang disembunyikan makhluk halus.
Karena menduga disembunyikan makhluk halus, para warga khususnya ibu-ibu melakukan pencarian dengan cara menabuh alat-alat dapur, tradisi ini disebut 'gluk-gluk neng'.
Meski segala upaya dilakukan Sumadi tak kunjung ditemukan.
Sementara itu satu di antara keluarga Sumadi, Riani (36) menceritakan, Sumadi berangkat mencari rumput pukul 12.00 WIB, Senin (1/4/2019).
Sumadi mencari rumput dengan Sapari (60).
Sapari merupakan keluarga Sumadi.
"Mencari rumputnya bersama Sapari. Namun berangkatnya tidak bebarengan. Sumadi membawa arit dan satu karung plastik untuk wadah rumput," katanya.
Namun, pukul 14.00 WIB Sumadi tak kunjung pulang. Padahal, Sapari sudah pulang dengan membawa dua karung plastik berisi rumput.
"Pukul 14.00 WIB biasanya sudah pulang ke rumah. Namun, sampai pukul 14.30 Sumadi belum juga kembali. Para keluarga pun mencari ke tempat Sumadi mencari rumput. Di sana hanya kami temukan topinya saja," paparnya.
Sumadi sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat keliling. Sumadi tak berkeluarga. Dirinya tinggal di rumah Mulaika (60) dan Supari.
"Sumadi punya riwayat sakit vertigo. Sebelum berangkat sebenarnya Mulaika sudah melarang Sumadi untuk mencari ramput. Tapi Sumadi tetap kekeh mencari rumput," pungkasnya.
Hingga kemarin sejumlah warga dan keluarga masih melakukan pencarian terhadap Sumadi.
Sekitar pukul 12.30 WIB Tim Badan SAR Nasional (Basarnas), BPBD, Tagana, dan satu anggota Babinkamtibmas turut melakukan pencarian.
Badan SAR Nasional menurunkan 5 personel, Tagana 5 personel, dan BPBD 4 personel.
Petugas gabungan tersebut melakukan pencarian Sumadi dengan menggunakan perahu karet. (Surya/Danendra Kusuma)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Warga Mojokerto Hilang Usai Cari Rumput di Sungai, Ibu-ibu Bantu Pencarian sampai Tabuh Alat Dapur, .