Spesifikasi dan Kecanggihan KRI Nagapasa, Panah Sakti Penjaga Laut NKRI

KRI Nagapasa, nama ini diambil dari senjata yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Raden Indrajit yakni Panah Sakti Nagapasa

Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNNEWS.COM
KRI Nagapasa 403 saat tiba di Surabaya 

Spesifikasi dan Kecanggihan KRI Nagapasa, Panah Sakti Penjaga Laut NKRI

TRIBUNJOGJA.com - KRI Nagapasa, nama ini diambil dari senjata yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Raden Indrajit yakni Panah Sakti Nagapasa. Nama inilah yang digunakan untuk menamai Kapal Selam Indonesia KRI Nagapasa 403.

Tokoh Pewayangan Indrajit
Tokoh Pewayangan Indrajit (WAYANGKU.id)

Bagaimana spesifikasi dan kecanggihan KRI Nagapasa 403, Sang Panah Sakti penjaga laut NKRI ini?

Sabtu (30/3/2019) KRI Nagapasa 403 ternyata berhasil melakukan uji coba penembakan torpedo Black Shark yang dilakukan di sekitar perairan utara Bali.

Uji Coba langsung dihadiri Pangkoarmada II Laksda TNI Mintoro Yulianto, yang onboard di salah satu kapal perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Koarmada II, yakni KRI Sultan Iskandar Muda ( SIM) -367, yang bertolak dari Dermaga Ujung, pada Kamis (28/3/2019), lalu.

Keberadaan orang nomor satu di Koarmada II tersebut di KRI SIM-367, yakni untuk meninjau langsung pelaksanaan uji penembakan torpedo black shark oleh KRI Nagapasa-403.

Selain KRI SIM dan KRI Nagapasa, dalam uji penembakan tersebut beberapa KRI dan satuan lain juga ikut terlibat.

Di antaranya, KRI I Gusti Ngurah Rai (GNR-332), KRI Spica dari Pushidrosal, Tim dari Dislambair, Satkopaska, Labinlek, serta Dispen Koarmada II.

Torpedo Black Shark
Torpedo Black Shark (Leonardo Company)

Pangkoarmada II berharap, sebagaimana tertulis, torpedo Black Shark mampu melengkapi kecanggihan KRI Nagapasa-403, sehingga kapal selam yang baru bergabung di jajaran Satsel Koarmada II pada tahun 2017 itu semakin terpercaya dalam menjaga keamanan wilayah laut Indonesia.

Palaksa KRI I Gusti Ngurah Rai Letkol Rudi yang ikut mengawal proses uji coba penembakan tersebut mengatakan uji coba Torpedo Black Shark tersebut ditembakkan sekitar pukul 03.00 dini hari.

"Sudah selesai latihannya tanggal 30/3/2019 kemarin. Kalkulasi latihannya ada banyak, sejak tanggal 29-30 itu. Uji coba penembakan cuma satu torpedo yang dilakukan Kapal Selam Nagapasa sekitar jam 3 pagi," kata Rudi saat dikonfirmasi tribun-bali.com, malam, Minggu (31/3/2019), kemarin.

Dia menuturkan, lokasi uji coba digelar di perairan utara Bali.

KRI Nagapasa 403 saat tiba di Surabaya
KRI Nagapasa 403 saat tiba di Surabaya (TRIBUNNEWS.COM)

"Di utara perairan Bali. Sekitar utaranya Celukan Bawang kalau tidak salah. Letak pastinya kurang tahu karena bukan kita yang uji coba penembakan.

"Kita hanya mengamankan sektor sekitar lokasi saja. Biar saat penembakkan kapal-kapal nelayan dan niaga tidak melintasi lokasi uji coba penembakan sehingga tidak salah sasaran. Kan biasanya ada kapal-kapal yang mungkin mau ke Celukan Bawang jadi kita amankan saja sektornya," tuturnya.

Dia menjelaskan, senjata yang diujicobakan itu merujuk torpedo jenis baru, Black Shark yang dibeli dari Italia.

"Rinciannya tidak tahu pasti. Spesifikasinya juga kami kurang tahu karena sepertinya senjata itu khusus untuk kapal selam saja, bukan semacam Kapal jenis kita. Mungkin senjata ini pernah diujicobakan, cuma yang ini ke berapa kali saya kurang mengetahuinya. Itu karena Kapal baru dan senjatanya baru, jadi masih diujicobakan," jelas dia.

KRI Nagapasa 403 saat tiba di Surabaya
KRI Nagapasa 403 saat tiba di Surabaya (TRIBUNNEWS.COM)

Ditanya mengenai lama proses latihan, pihaknya pun tidak mengetahui pasti.

"Tidak tahu berapa lama, karena masing-masing kapal datangnya tidak bersamaan. Tapi sejak tanggal 29/3/2019 kami sudah tiba di lokasi untuk mensterilisasi dan mengawal latihan. Untuk pengamanan seperti kita, harus duluan menjaga agar tidak ada unsur lain yang memasuki area. Setelah itu pun kita langsung mencar masing-masing," jawabnya.

Dia membeberkan ada dua kapal yang mengawal dan satu kapal sebagai observer latihan tersebut.

Sementara itu, Palaksa Lanal Denpasar Letkol Laut (P) Bambang Abdullah Basuki Rahmad saat dikonfirmasi mengenai adanya latihan uji coba itu, juga membenarkan kegiatan tersebut.

Dia menuturkan latihan uji coba sudah berlangsung tanggal 29/3/2019 lalu, dan menembakkan torpedo black shark tersebut pada tanggal 30/3/2019 sekitar pukul 03.00 dini hari.

Kurang lebih ungkap dia, kegiatan itu hanya uji coba senjata baru.

"Kapal selam yang menembakkan itu, KRI Nagasapa 403. Memang itu kapal yang dilengkapi dengan persenjataan baru, jadi persenjataannya dicoba. Artinya ini senjata barunya kapal selam itu," kata dia menuturkan.

Dia melanjutkannya, ada beberapa kapal yang mengawal proses percobaan latihannya yakni KRI Sultan Iskandar Muda, KRI I Gusti Ngurah Rai dan beberapa kapal lainnya.

Sementara in, ujarnya, kapal KRI Nagasapa telah bertolak ke Surabaya.

"KRI I Gusti Ngurah Rai masih sandar di Benoa untuk melanjutkan operasi selanjutnya. Pengawalan yang dilakukan sesungguhnya untuk menghindarkan kapal-kapal nelayan menjauh dari area penembakan.

"Torpedonya tidak sampai diledakkan karena ini Kepala Latihan bukan Kepala Perang. Torpedo kepala latihan itu seperti drone gitu, dikendalikan," ujarnya.

Seperti diketahui, torpedo Black Shark merupakan buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS), Finmeccanica Company, Italia, yang diketahui sebagai torpedo jenis baru dan modern untuk kapal selam.

Spesifikasi KRI Nagapasa 403

Seperti dikutip dari keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut, Senin (28/8/2017), kapal perang milik TNI AL ini memiliki panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah air.

KRI Nagapasa 403 juga mampu berlayar lebih dari 50 hari dan menampung 40 kru untuk menunjang fungsi. Kapal selam ini dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan buah tabung peluncur.

Kapal selam DSME209 produksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd ini dilengkapi sistem persenjataan terkini dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaa.

Bahkan saat pameran industri pertahanan, Minggu (13/8/2017), Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Widodo mengungkapkan bahwa kapal selam Nagapasa 403 akan dilengkapi dengan torpedo "Black Shark" buatan Italia.

KRI Nagapasa 403 adalah kapal selam pertama yang diterima Indonesia dari tiga kapal selam yang dipesan.

Menurut rencana, dua kapal dibuat di pabrik DSME, sedangkan satu kapal terakhir dibuat di Indonesia (PT PAL) sehingga diharapkan terjadi transfer teknologi. Pembuatan kapal selam ketiga di PT PAL juga dapat disebut sebagai produksi bersama.

Sedangkan 9 dari 12 kapal selam yang dibutuhkan oleh Indonesia diupayakan pembuatannya di dalam negeri.

Kapal selam yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Harry Setyawan menempuh 16 hari perjalanan dari Korea Selatan menuju Indonesia dengan membawa 41 anak buah kapal (ABK). (*)

Sumber : TRIBUN BALI / NATIONAL GEOGRAPHIC

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved