Satelit Nusantara Satu Mengorbit di Atas Papua, 25 Ribu Desa Terhubung Internet

Satelit Nusantara Satu milik PSN berhasil mengorbit di atas Papua, 7 Maret 2019 lalu. Diperkirakan 25.000 desa dapat terhubung ke internet pada 2020

Editor: iwanoganapriansyah
IST
Roket Falcon 9 milik SpaceX yang membawa satelit Nusantara Satu 

TRIBUNJOGJA.COM - Satelit Nusantara Satu milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), perusahaan telekomunikasi berbasis satelit swasta, berhasil mengorbit di atas Papua per 7 Maret 2019 lalu.

Satelit Nusantara satu telah melalui serangkaian tes yang menyatakan satelit tersebut dalam kondisi sehat atau seluruh spesifikasi teknis terpenuhi sesuai dengan rancangan dan harapan.

Meski terletak di atas Papua, jaringannya bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Satelit ini diluncurkan 22 Februari 2019 pukul 8.45 WIB dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan, setelah dinyatakan lulus tes, satelit ini siap memberikan akses internet yang merata ke seluruh Indonesia, utamanya daerah yang belum terjangkau jaringan 4G.

"Hal ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi PSN untuk terus mendorong penggunaan satelit agar mengurangi digital gap di seluruh wilayah di Indonesia,” kata Adi dalam keterangan tertulis, Selasa (2/4/2019).

Jalani Tes

Serangkaian tes tersebut dilakukan oleh Nusantara Satu sehari setelah orbit atau pada 8 Maret 2019.

Satelit Nusantara Satu yang dibawa roket Falcon 9 milik SpaceX
Satelit Nusantara Satu yang dibawa roket Falcon 9 milik SpaceX ()

Tes di orbit atau In Orbit Test (IOT) dijalankan di Cikarang melakukan Payload/Transponder IOT, sementara itu dilakukan Bus IOT di Mission Control Center (MCC) Palo Alto dari SSL.

Selain itu, tim PSN juga melakukan verifikasi dari Satellite Control Facility (SCF) di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Untuk pengendalian satelit Nusantara Satu, sejak meluncur hingga sampai ke orbit, masih dikendalikan oleh MCC Palo Alto milik SSL.

Namun, tetap di bawah pengawasan SCF Jatiluhur. Setelah serangkaian tes pada satelit berjalan lancar dan proses administrasi diselesaikan, SSL pun akan menyerahkan kepada PSN selambat-lambatnya pada 1 April ini.

“Semua yang di bawah kendali kami seperti pusat monitor jaringan di Cikarang dan SCF Jatiluhur sudah siap beroperasi sejak 2 November tahun lalu," kata Adi.

25 Ribu Desa Internet

Beroperasinya Satelit Nusantara Satu diharapkan dapat mengatasi kesenjangan internet yang terjadi.

Saat ini, sekitar 3.000 desa yang berhasil dikoneksikan oleh PSN. Hingga akhir 2019, jumlahnya ditargetkan meningkat hingga 10.000 desa. Diperkirakan 25.000 desa dapat terhubung ke internet sekitar tahun 2020-2021.

“Kami yakin, kemampuan yang dimiliki Satelit Nusantara Satu dapat membuka akses teknologi informasi yang lebih luas, terutama bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah sehingga mampu membuka peluang bagi percepatan ekonomi di daerah," kata Adi.

Teknologi HTS

Satelit Nusantara Satu merupakan satelit broadband pertama di Indonesia dengan teknologi High Throughtput Satellite (HTS).

Teknologi ini memberikan layanan internet dengan kapasitas lebih besar dibandingkan satelit konvensional.

Selain itu, teknologi Next Generation Electric Propulsion pada Satelit Nusantara Satu mampu membuat berat satelit menjadi sangat ringan saat peluncuran sehingga membuatnya lebih efisien dan cost effective sehingga menjadikan biaya investasi lebih terjangkau.

Ketika meluncur, Satelit Nusantara Satu hanya memiliki bobot sebesar 4 ton, sementara kapasitas kargo Space-X adalah 7 ton.

Dalam perjalanannya, Satelit Nusantara Satu melepaskan Forecone dan Satelit SSV2 di ketinggian sekitar Geosynchronous. Kemudian Satelit Nusantara Satu berhasil menempati orbit pada Kamis, 7 Maret 2019 dan langsung menjalankan rangkaian tes uji coba.

Satelit Nusatara Satu
Satelit Nusatara Satu ()

Pemimpin Proyek Nusantara Satu sekaligus menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan PSN Dani Indra Widjanarko menjelaskan, uji coba IOT pada Satelit Nusantara Satu perlu dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan satelit pasca peluncuran.

Pengetesan tersebut berjalan dengan baik tanpa degradasi spesifikasi teknis ataupun pengurangan umur satelit. Sejak peluncuran hingga perjalanan menuju orbit, semuanya berjalan sesuai jadwal tanpa terjadi anomali.

Setelah mencapai orbit, Satelit Nusantara Satu terlebih dahulu dilakukan pengecekan Bus dan Payload/Transponder sebelum mulai beroperasi.

“Berbagai prosedur pengujian lainnya juga berhasil dilalui sesuai prediksi. Malah dalam banyak hal, hasilnya justru melebihi ekspektasi kami,” kata Dani.

Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps.

Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Spot Beam pada sistem HTS.

Dengan menggunakan platform SSL-1300 140, Satelit Nusantara Satu sanggup mengorbit dan beroperasi selama lebih dari 15 tahun. (Ambaranie Nadia Kemala)

.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lulus Tes, Satelit Nusantara Satu Mengorbit di Atas Papua"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved