Bantul

Wujud Syukur Kepada Sang Pencipta, Warga Dengkeng Gelar Upacara Merti Dusun

Wujud Syukur Kepada Sang Pencipta, Warga Dengkeng Gelar Upacara Merti Dusun

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Kirab Budaya warga Padukuhan Dengkeng Wukirsari Imogiri Bantul, Senin (01/4/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM - Merti dusun berupa kirab budaya yang dilakukan oleh masyarakat Padukuhan Dengkeng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul berlangsung meriah.

Kegiatan tersebut sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya dan wujud syukur kepada Tuhan.

"Tujuan kirab budaya untuk menguri-uri budaya adiluhung Jawa dan wujud syukur kepada Tuhan yang telah memberikan keselamatan warga," kata Dukuh Dengkeng, Sardjito, ditemui dalam prosesi kirab budaya, Senin (01/3/2019)

Merti dusun bagi masyarakat Padukuhan Dengkeng memiliki arti yang sangat penting. Hal itu bisa dibuktikan dari kirab budaya yang berlangsung semarak. Segenap warga, mulai dari orang tua, anak muda, hingga anak-anak ikut turun ke jalan.

Baca: Gelar Merti Dusun, Warga Dengkeng Arah Gunungan Kakung dan Putri Keliling Kampung

Mereka berkreasi dan mengenakan berbagai macam kostum budaya. Sebagian terlihat memakai pakaian adat, lengkap dengan senjata dan kuda namun ada pula yang berdandan nyentrik. Seperti Spiderman, Black Panther hingga Power Ranger.

Berada di tengah-tengah mereka, kemeriahan begitu sangat kentara. Bersuka cita, bergembira dalam balutan seni dan tradisi. Kirab budaya mengarak empat gunungan hasil pertanian dan dua ancak berisi buah-buahan.

Warga Dusun Dengkeng, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul mengikuti pawai memeriahkan merti dusun, Senin (1/4/2019).
Warga Dusun Dengkeng, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul mengikuti pawai memeriahkan merti dusun, Senin (1/4/2019). (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

Masing-masing gunungan dan ancak buah, dijaga oleh pasukan Bregodo. Hasil pertanian dan buah ini diarak berkeliling kampung sebelum akhirnya 'dijarah' oleh warga setelah melalui prosesi doa.

Kata Sardjito, selain wujud syukur dan menjaga kebudayaan, kirab budaya yang diikuti oleh warga merupakan simbol persatuan.

Baca: Antusiasme Tinggi, Dinpar Kota Yogyakarta Tambah Jogjabike

Melalui kegiatan yang dilakukan empat tahunan ini, pihaknya ingin menggugah kesadaran masyarakat Padukuhan Dengkeng untuk selalu semangat.

"Guyup rukun dan bersatu menyongsong hari esok lebih baik," tuturnya.

Benar apa yang dikatakan Sardjito. Dalam kemeriahan kirab budaya sore itu masyarakat terlihat guyup rukun dan bersatu. Senyum sumringah terlihat begitu jelas dari rona wajah para peserta. Meski jalan kaki menempuh jarak berkilometer, mereka tampak semangat dan suka cita.

Mona Nita, salah satu peserta kirab mengaku sangat senang dan gembira. Baginya, kirab budaya merupakan salah cara yang bisa ia lakukan untuk ikut andil melestarikan budaya leluhur.

"Budaya ini sangat penting. Kalau tidak dijaga bisa hilang atau bahkan bisa saja diambil bangsa lain," ungkap perempuan berparas cantik itu.(tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved