Wanita Hamil di Luar Nikah Lahirkan Bayi Sendirian Sambil Lihat Tutorial di Youtube, Keduanya Tewas
Seorang wanita hamil berumur 26 tahun mencoba melahirkan bayi hasil hubungan di luar nikah dengan bantuan tutorial di YouTube
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com - Seorang wanita hamil berumur 26 tahun mencoba melahirkan bayi hasil hubungan di luar nikah dengan bantuan tutorial di YouTube. Wanita yang berasal dari Kota Bahraich, Uttar Pradesh, India ini nekat melahirkan bayi sendirian lantaran takut aibnya diketahui banyak orang. Nahas, keduanya tewas.
Sebagaimana dilansir The Hindustan Times, Senin (12/3/2019), insiden ini terjadi di Kota Bilandpur pada Minggu (10/3/2019) malam.
Petugas kantor pos (SHO), Cantonment, Ravi Rai mengatakan bahwa kemungkinan alasan di balik upaya persalinan mandiri ini adalah karena ia takut stigma sosial yang dilekatkan pada gadis yang hamil di luar nikah.
Rai mengatakan peristiwa itu terungkap setelah tetangga wanita itu mendapati ada darah yang mengalir dari korban pada Senin pagi.
Bersama tetangga lainnya, ia pun mencoba mendobrak pintu dan mendapati wanita itu dan seorang bayi laki-laki yang sudah terbujur kaku.
Ia lantas melaporkan kejadian itu kepada polisi.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan ponsel yang menunjukan aktivitas terakhir yang dilakukan korban.
Ponsel itu mengungkap bahwa korban terakhir kali menonton tayangan video tutorial di YouTube dengan video berjudul 'bagaimana caranya melahirkan bayi sendirian' dan tutorial persalinan lainnya.
Tak hanya ponsel, polisi juga mendapatkan barang bukti berupa gunting, pisau, dan benang.
"Dia tampaknya mencoba melahirkan bayi sendirian dengan bantuan tutorial di YouTube. Setelah pemeriksaan post-mortem, jenazahnya kami serahkan kepada keluarga," papar Rai.
Adapun wanita itu telah menyewa sebuah kamar sejak empat hari lalu. Anggota keluarganya yang berhasil dihubungi mengatakan bahwa korban memang diketahui belum menikah.
“Wanita itu datang sekitar empat hari yang lalu dan mengatakan kepada saya bahwa ibunya akan segera datang untuk membantunya melahirkan di rumah sakit. Setelah memverifikasi identitasnya, saya pun memberikannya kamar untuk disewa," kata pemilik kamar.
Tahanan melahirkan sendirian di sel yang terkunci
Ada pula kasus persalinan yang dilakukan sendirian pada 2018 lalu.
seorang perempuan narapidana terpaksa melahirkan tanpa bantuan fisik dari tim medis di sel terkunci di Bandyup Women's Prison, Australia Barat.
Demikian laporan dari lembaga pengawasan penjara Australia Barat, yang menyebutkan insiden tersebut terjadi pada Maret lalu.
Diwartakan ABC News, Rabu (12/12), laporan itu menjelaskan tahanan bernama Amy itu melahirkan sendirian, sementara terus memohon bantuan selama lebih dari satu jam kepada penjaga yang melihatnya melalui celah pintu sel yang terkunci.
"Amy melahirkan, sendirian, di dalam sel yang terkunci," demikian ringkasan laporan dari inspektur Neil Morgan.
"Staf keperawatan dan penjaga mengawasi, dan berusaha membantunya melalui pintu di pintu, tetapi tidak bisa memberikan dukungan fisik," imbuhnya.
WA Today melaporkan, Amy berada pada tahap akhir kehamilannya dan staf medis dari Bandyup sudah diberi tahu tentang kebutuhannya.
Pada 11 Maret 2018, pukul 17.30, Amy menghubungi petugas melalui selnya karena dia yakin akan segera melahirkan.
Dia dibawa ke Bandyup Health Center untuk pemeriksaan.
Lalu, dia diberi obat penghilang rasa sakit dan dikirim kembali ke selnya, dan dikunci sampai sekitar pukul 18.00.
Setengah jam kemudian, Amy mulai menghubungi petugas lagi melalui selnya dan terdengar dalam keadaan menderita.
Selanjutnya, dia berbicara dengan staf sipir melalui pintu selnya dan staf perawat tiba pukul 19.35.
"Pada pukul itu, kesukaran Amy makin jelas dan dia butuh bantuan," tulis laporan Morgan.
"Tapi, staf keperawatan hanya bisa membantunya melalui sel yang terkunci karena orang yang membawa kuncinya hanyalah anggota staf senior," lanjut laporan tersebut.
Sekitar pukul 19.40, Amy melahirkan sendirian, di dalam sel yang terkunci.
Tidak ada alarm darurat yang dibunyikan sampai bayi itu lahir, dan masih butuh waktu bagi staf untuk membuka kunci sel.
"(Tinjauan) ini untuk memahami bagaimana serangkaian peristiwa yang menyulitkan, merendahkan, dan berisiko tinggi bisa terjadi di penjara Australia abad ke-21," tulis Morgan.
Sekretaris Serikat Pekerja Penjara Australia Barat Andy Smith sepakat menganggap hal tersebut sebagai situasi yang tidak bisa diterima.
Meski demikian, dia berpendapat petugas penjara sudah bertindak secepat mungkin.
"Saat giliran jaga malam, staf tidak membawa kunci sebagai bagian dari keamanan penjara," katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)