Bisnis

Transaksi Nontunai semakin Bersaing dengan Tunai

Riko menambahkan, ada sejumlah alasan mengapa transaksi nontunai terus meningkat belakangan ini.

Editor: Ari Nugroho
Net
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Tren transaksi nontunai belakangan melejit, sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong cashless society.

Berdasarkan studi Intuit Research yang ditugaskan Visa tentang Consumer Payment Attitudes 2018, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat masih memilih uang tunai sebagai metode pembayaran.

Namun, angkanya kian tipis dengan alternatif pembayaran nontunai, seperti menggunakan kartu maupun dompet digital.

Penelitian itu dilakukan secara online mengenai perilaku pembayaran dan tren di 8 negara di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.

Baca: OJK : Fintech Marak Karena Ceruk Pembiayaan Sangat Besar

Penelitian tersebut melibatkan 4.000 responden dari berbagai negara.

Responden dari Indonesia sekitar 500 orang di rentang 18 tahun ke atas dengan penghasilan minimal Rp 3 juta per bulan.

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, saat ini, sebanyak 95 persen responden masih menggunakan uang tunai sebagai metode pembayaran mereka.

Namun, di saat yang sama, mereka juga menggunakan transaksi nontunai.

"Konsumen menginginkan proses pembayaran yang lebih cepat, mudah, dan aman yang mendorong mereka semakin mengurangi penggunaan uang tunai dan memulai gaya hidup nontunai," kata Riko di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Baca: Digital Banking Berikan Kemudahan Pengajuan Pinjaman Tunai

Selain itu, studi tersebut juga memetakan preferensi masyarakat terhadap metode pembayaran apa yang paling diminati.

Pembayaran tunai masih menjadi cara yang diminati responden, dengan persentase 40 persen.

Disusul dengan penggunaan kartu kredit atau debit sebesar 39 persen, dompet digital sebesar 18 persen, dan 3 persen memilih metode nirkontak.

Riko mengatakan, dalam studi tersebut, mayoritas masyarakat menyatakan bahwa saat ini jumlah uang tunai dalam dompet mereka lebih sedikit dibandingkan 2 tahun lalu.

"Di 2017 hanya 15 persen responden yang bilang uang di kantongnya sedikit. Ini menunjukkan mereka sekarang memilih pembayaran elektronik daripada cash," kata Riko.

Baca: Kanwil BRI Yogyakarta Dorong Mitra Bisnis Galakkan Transaksi Nontunai

Studi tersebut juga menyebutkan bahwa 93 persen responden pernah bertransaksi ke e-commerce menggunakan ponsel.

Riko mengatakan, hampir semua konsumen Indonesia saat ini bertransaksi menggunakan aplikasi di ponselnya, bukan melalui web browser.

"Artinya, hampir semua responden menggunakan metode transaksi online dalam membayar," kata Riko.

Riko menambahkan, ada sejumlah alasan mengapa transaksi nontunai terus meningkat belakangan ini.

Pertama, alasan keamanan.

Masyarakat merasa lebih aman membawa uang dengan jumlah besar dalam satu kartu atau dompet digital ketimbang menyimpannya dalam dompet.

Menaruh banyak uang dalam dompet atau tas membuat mereka lebih waswas terhadap barang mereka.

Selain itu, tak perlu membawa banyak uang tunai karena sekarang ATM sangat mudah ditemui.

Sewaktu-waktu butuh uang tunai, mereka bisa menariknya dalam jumlah cukup.

Selain itu, melakukan transaksi dengan aplikasi dompet digital maupun kartu dianggap lebih mudah dan cepat.

Temuan tersebut membuat Visa akan memperluas fasilitas nirkontak di sejumlah lokasi.

Adapun fokus Visa adalah pasar swalayan, toko ritel, gerai makanan, dan toko obat.(TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Indonesia, Transaksi Nontunai Kian Bersaing dengan Tunai"
Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved