TPST Piyungan Bantul Yogyakarta Ditutup dan Cerita Sapi-sapi Pemakan Sampah Kelaparan.

TPST Piyungan Bantul Yogyakarta Ditutup dan Cerita Sapi-sapi Pemakan Sampah Kelaparan. pembuangan kondisinya memang becek dan berlumpur

Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com | Ahmad Syarifuddin
Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu [TPST] Piyungan di Desa Sitimulyo, Kabupaten Bantul, Rabu (27/3/2019). TPST juga jadi lahan sapi-sapi mencari makan dari sisa-sisa pembuangan warga di Bantul, Kota Jogja dan Sleman 

Lalat-lalat itu beterbangan. Hinggap dimana saja, di tanah, di tiang, di kaki bahkan di Kepala. Ia berharap pemerintah bisa lebih peduli dan memberikan dana kompensasi kepada masyarakat.

Kondisi sepi tanpa aktivitas di dalam TPST Piyungan
Kondisi sepi tanpa aktivitas di dalam TPST Piyungan (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

Dampak TPST Piyungan Merembet

UPT Pelayanan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman menyatakan 13 depo sampah di bawah naungannya mengalami penumpukan sampah.

Kepala UPT Pelayanan Persampahan Sri Restuti Hidayah menjelaskan bahwa penutupan TPST Piyungan menjadi penyebab utama menumpuknya sampah.

"34 truk pengangkut yang mendistribusikan sampah ke Piyungan juga kembali ke deponya masing-masing," jelas Sri saat dihubungi pada Rabu (27/03/2019) siang.

Sri juga menceritakan bahwa sejak Kamis (21/03/2019) minggu lalu, truk pengangkut sampah tersebut sudah mengantre panjang di TPST Piyungan.

Truk pengangkut sampah di Depo Sampah Nogotirto, Gamping yang diparkir dan masih membawa tumpukan sampah.
Truk pengangkut sampah di Depo Sampah Nogotirto, Gamping yang diparkir dan masih membawa tumpukan sampah. (Tribun Jogja/ Alexander Ermando)

Namun pada Minggu (24/03/2019), akses menuju tempat pembuangan sampah terpadu tersebut ditutup dengan portal. Seluruh truk pun akhirnya memilih untuk kembali ke depo.

Di wilayah Kota Yogya, dampak penutupan yaitu luberan sampah di beberapa depo dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di berbagai titik di wilayah Kota Yogyakarta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Suyana mengatakan bahwa dalam sehari pihaknya biasanya mengerahkan 40 truk pengangkut sampah. Namun dengan ditutupnya TPST PIyungan tersebut, praktis seluruh truk DLH Kota Yogyakarta berhenti beroperasi dan menyisakan sampah yang masih menumpuk di badan truk.

"Setiap hari, DLH Kota Yogyakarta membuang sampah ke TPST Piyungan sebanyak 250 ton per hari. Namun, hari ini sudah 4 hari (sejak TPST Piyungan ditutup), tinggal dikalikan saja. Ada sekitar 1.250 ton sampah yang masih menumpuk di kota. Itu belum dengan jumlah sampah baru yang terus diproduksi," bebernya, Rabu (27/3/2019).

Sebanyak 32 ton sampah menggunung di depo Pasar Bantul karena tak bisa dibawa ke TPST Piyungan, Selasa (26/3/2019).
Sebanyak 32 ton sampah menggunung di depo Pasar Bantul karena tak bisa dibawa ke TPST Piyungan, Selasa (26/3/2019). (TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul)

Menyikapi persoalan sampah yang mulai dirasa menganggu karena setiap waktu selalu bertambah hingga ke tepian jalan, pihaknya telah melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh depo dan TPS di Kota Yogyakarta.

"Petugas kami telah berkeliling tadi pagi ke semua titik untuk menyemprotkan disinfektan. Tujuannya adalah untuk mencegah bau, lalat, dan agar kuman, penyakit, serta bakteri berkembang dari sampah-sampah tersebut," bebernya.

Akibat ditutupnya TPST Piyungan beberapa hari ini, sapi-sapi di TPST Piyungan kekurangan pakan.

Ribuan sapi di TPST Piyungan ini biasa mengonsumsi sampah yang dibawa oleh truk-truk pengangkut sampah.

Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang terletak di desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Rabu (30/12/2015).
Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang terletak di desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Rabu (30/12/2015). (TRIBUNJOGJA.com | )

Hal tersebut dikatakan oleh Narijo, salah satu warga yang memelihara sapi di TPST Piyungan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved