Bantul
Pengurukan Terkendala Hujan, TPST Piyungan Minggu Baru Dibuka
Ia akan mengumpulkan informasi dari kabupaten kota terkait upaya pengelolaan sampah oleh komunitas masyarakat.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pengurukan dermaga pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan masih belum selesai karena terkendala hujan. Tampak pada Kamis (28/3/2019) siang, jalan akses di dermaga bagian atas masih becek oleh lumpur.
Air limbah juga masih mengalir karena sampah dalam kondisi basah.
Ketua Komunitas Pemulung Makaryo Adi Ngayogyakarto (Mardiko), Maryono mengatakan, diprediksi TPST Piyungan baru bisa siap menampung sampah pada hari Minggu nanti.
"Insyaallah prediksi kami kalau tidak hujan, hari Minggu insyaallah bisa," katanya.
Baca: Pemilahan Sampah Jadi Solusi TPST Piyungan Jangka Menengah
Pengurukan tanah terkendala kondisi tanah yang masih berlumpur.
"Terkendala ambil tanahnya, berlumpur seperti ini, untuk pengambilan sulit," ujar Maryono yang mencari nafkah di TPST Piyungan ini.
Pengurukan dermaga dilakukan di dermaga atas dan dermaga bawah.
Keduanya disiapkan untuk menampung sampah yang diangkut oleh truk-truk sampah.
"Nanti mungkin setelah lahan untuk pembuangan itu ready baik yang di atas maupun di bawah. Nanti dipersilakan untuk pembuangan," tuturnya.
Disinggung soal prediksi terjadinya antrean panjang saat TPST dibuka, Maryono mengatakan memang bisa saja terjadi.
Namun jika dua dermaga sudah siap, antrean panjang tetap akan dapat diatasi.
"Kami siap, tapi mungkin ada antrean yang panjang. Tapi kalau keduanya sudah ready tidak akan ada antrean panjang," terangnya.
Baca: TPST Piyungan Kembali Dibuka Besok
Ia juga memahami kondisi tumpukan sampah di kabupaten dan kota di DIY akibat ditutupnya TPST Piyungan.
"Di kabupaten kota sudah jadi lautan sampah, kami juga kasihan yang ada di kota," tuturnya.
Namun, ia menegaskan, warga setempat sama sekali tidak menolak sampah yang akan dibawa ke TPST Piyungan.
Hanya saja ia dan warga sekitar memandang bahwa TPST Piyungan ini perlu dikelola dengan baik.
Mewakili warga, ia menyarankan dan memohon jika TPST Piyungan masih akan digunakan untuk pembuangan sampah harus dikelola dengan baik.
"Kalau dikelola dengan baik masih bisa digunakan 7-8 tahun untuk pembuangan masih bisa. Mohon dipenuhi untuk itu," tegasnya.
"Kami warga bukan menolak pembuangan sampah, hanya mohon ditata dengan baik. Justru boleh membuang sampah di sini, tapi kami minta bisa sejalan," paparnya.
Ada beberapa hal yang menjadi tuntutan warga sekitar TPST Piyungan.
"Warga memohon untuk dikelola dengan baik kalau masih mau digunakan untuk pembuangan sampah. Dua, karena jalan becek, anak sekolah dan mau kuliah kaki harus ditutupi plastik karena jalan berlumpur dan berlubang," urainya.
Baca: Pemkab Bantul Kesulitan Mendata dan Memantau Kesehatan Sapi di TPST Piyungan
Selain itu warga juga meminta agar jalan akses dari bawah hingga atas diberi penerangan.
"Penerangan jalan, dari masjid sana (bawah) sampai atas belum ada penerangan jalan. Dan, meminta kompensasi untuk warga, dari awal dibangun belum ada kompensasi untuk warga yang terdampak secara langsung," jelasnya.
Tak hanya itu, drainase untuk saluran limbah juga perlu diperbaiki karena air limbah sudah masuk ke rumah warga.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Ombudsman RI (ORI) Provinsi DIY, Budhi Masthuri menilai perlu ada upaya strategis, selain upaya taktis yang dilakukan pemerintah provinsi.
Ia telah menanyakan kepada pemerintah soal apa yang sudah dilakukan terkait kondisi TPST Piyungan ini.
"Mereka sudah melakukan pengadaan lahan di sekitar tempat ini, untuk diproyeksikan sebagai tempat mengelola sampah dengan teknologi yang lebih canggih," tuturnya di sela meninjau TPST Piyungan, Kamis (28/3/2019) siang.
ORI DIY meminta pemerintah untuk menyikapi secara serius masalah ini.
Karena jika tidak ditangani secara serius bisa menjadi bom waktu.
"Kita bisa bayangkan kalau Kota Yogya, Bantul, Sleman nggak terangkut sampahnya bisa chaos," katanya.
Baca: Perbaikan Jalan Segera Rampung, TPST Piyungan Akan Terima Sampah Secara Bertahap
Sehingga, lanjutnya, ia menilai pemerintah provinsi maupun kabupaten kota mengambil langkah baik untuk memprioritaskan permasalahan ini untuk segera diselesaikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Nanti akan kita susun dalam bentuk kajian yang sistematis," jelasnya.
Ia akan mengumpulkan informasi dari kabupaten kota terkait upaya pengelolaan sampah oleh komunitas masyarakat.
"Kami akan minta informasi ke kabupaten kota seberapa intens mendorong komunitas warga mengelola sampah," terangnya.
Terkait tuntutan warga, ia berharap agar juga menjadi prioritas.
"Kalau melihat kondisi jalan seperti ini, tidak memadahi. Itu juga menjadi masukan dan catatan bagi kami," katanya.
"Pertama pemerintah harus memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat di DIY untuk sampah-sampah yang menumpuk ini mau diapakan. Harus ada urgensi, aksi yang harus dilakukan. Aspirasi warga harus segera didengarkan dan ditindaklanjuti," tutupnya.(TRIBUNJOGJA.COM)