Bisnis

FAA: Boeing 737 MAX Laik Terbang

otoritas penerbangan federal AS (FAA) memberikan pernyataan untuk meyakinkan maskapai-maskapai internasional terkait penggunaan pesawat Boeing 737 MAX

Editor: Ari Nugroho
DOK. Boeing
Pesawat Boeing 737 MAX 8 menjalani uji terbang perdana di Renton, Negara Bagian Washington, AS, 29 Januari 2016. 

TRIBUNJOGJA.COM, NEW YORK — Sejumlah maskapai penerbangan memutuskan menghentikan sementara operasional pesawat Boeing 737 MAX.

Ini menyusul jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Ethiopian Airlines pada Minggu (10/3/2019).

Merespons hal tersebut, otoritas penerbangan federal AS (FAA) memberikan pernyataan untuk meyakinkan maskapai-maskapai internasional terkait penggunaan pesawat Boeing 737 MAX.

FAA pun menyatakan bahwa pesawat Boeing 737 MAX masih laik terbang.

Peristiwa tersebut merupakan kecelakaan kedua yang melibatkan pesawat Boeing 737 MAX 8 dalam lima bulan terakhir.

Sebelumnya pada Oktober 2018, pesawat serupa yang dioperasikan Lion Air jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Baca: Boeing 737 MAX Dilarang Melintas di Wilayah Udara Singapura

Menyusul jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, otoritas di China, Indonesia, dan Singapura melarang sementara penggunaan pesawat Boeing 737 MAX.

"Laporan-laporan eksternal menyebut adanya kemiripan antara insiden ini dan kecelakaan pesawat Lion Air JT610 pada 29 Oktober 2018.

Namun, investigasi baru saja dimulai dan kami belum memperoleh data untuk menyimpulkan atau mengambil tindakan," kata FAA dalam pernyataannya seperti dikutip dari CNBC, Selasa (12/3/2019).

Pesawat Boeing 737 MAX adalah pendorong pendapatan Boeing.

Pada tahun lalu, lini pesawat komersial menyumbang hampir 60 persen dari pendapatan Boeing yang mencapai lebih dari 100 miliar dollar AS.

Baca: Operasional Boeing 737 MAX 8 Dihentikan Sementara, Ini Tanggapan Lion Air

FAA menyatakan bakal memberikan mandat untuk peningkatan rancangan terkait sistem otomasi pada pesawat Boeing per April 2019.

Boeing pun, kata FAA, berencana memperbarui persyaratan pelatihan dan manual terkait perubahan itu.

Boeing pun mengonfirmasi rencananya terkait perubahan perangkat lunak kendali penerbangan (flight-control software) pada sistem MCAS pesawat.

Perubahan ini, kata Boeing, dirancang untuk membuat pesawat yang sudah aman tersebut lebih aman lagi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved