Pendidikan
Herman Johannes Award Diraih oleh 3 Menteri
Herman Johannes Award (HJA) kembali diberikan dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) yang dilakukan di Graha Sabha Pramana UGM.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Herman Johannes Award (HJA) kembali diberikan dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) yang dilakukan di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada pada Jumat (22/2/2019).
Setelah tahun lalu penghargaan ini diberikan kepada dua menteri Kabinet Joko Widodo, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, tahun ini penghargaan tersebut diberikan kepada tiga menteri sekaligus.
Mereka adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Menteri Perhububungan Budi Karya Sumadi.
Baca: Konstruksi Terminal Internasional di Bandara Baru Yogyakarta Sudah 71,6 Persen
Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, dalam kesempatan tersebut, Airlangga menerima anugerah HJA di bidang Perindustrian, Budi Karya menerima HJA bidang Transportasi serta Retno Marsudi di bidang Diplomasi.
Selain ketiga menteri tersebut, HJA Award juga dianugerahkan kepada almarhum Alm Prof Dr (HC) Ir RM Sedijatmo Atmohoedojo atas jasanya dalam bidang konstruksi selaku pencetus gagasan sistem pondasi konstruksi cakar ayam.
Baca: Lebih Dekat dengan Rizki Rahma Nurwahyuni, Dalang Cantik dari Yogyakarta
Dekan Fakultas Tehnik UGM, Nizam menyampaikan jika penghargaan HJA memang diberikan setiap tahunnya dalam perhelatan HTTP kepada tokoh nasional yang memiliki peran dalam pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia.
Penghargaan ini sendiri diberikan agar semangat juang Herman Johannes dalam membangun bangsa bisa senantiasa diteruskan.
"Semoga penghargaan ini dapat menginspirasi kita untuk meneruskan semangat juang Herman Johannes untuk membangun bangsa," terangnya.
Baca: Rumah Subsidi bagi PNS, TNI, dan Polri Gunakan Skema FLPP, Sudah Punya Rumah Tetap Bisa Beli
Menteri Perindustrian Airlangga dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Membangun Kedaulatan Teknologi Era Distribusi menyampaikan, bangsa Indonesia saat ini sudah siap memasuki era industri 4.0.
Hal tersebut ditandai dengan peluncuran peta jalan Maling Indonesia 4.0 oleh Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018 lalu.
Peta tersebut dapat dijadikan strategi dan arah yang jelas dalam upaya merevitalisasi sektor manufaktur.
Baca: UGM Mewisuda 1.507 Lulusan Program Sarjana dan Diploma
“Roadmap ini untuk mewujudkan aspirasi besar yang hendak kita capai dengan aplikasi industri 4.0 di Indonesia, yaitu menjadi peringkat 10 besar ekonomi dunia pada 2030 dengan meningkatkan nett export, meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB, mencapai produktivitas yang kompetitif. Ini merupakan hasil dari penerapan teknologi dan inovasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Airlangga menerangkan bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan industri 4.0, karena sedang menikmati bonus demografi hingga tahun 2030.
"Ada lima sektor industri yang akan menjadi tulang punggung untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika. Kelompok manufaktur ini dipilih karena dinilai mempunya daya ungkit yang tinggi," ungkapnya.
Baca: Bupati Cantik Ini Batalkan Rekrut PPPK karena Pemkab Tak Bisa Bayar Gaji
Dia optimistis, ke depan Indonesia akan melompat jauh ke arah ekonomi yang lebih kuat.
"Indonesia adalah negara dengan jumlah unicorn terbanyak di ASEAN. Unicorn, atau perusahaan start up dengan valuasi di atas USD 1 miliar, tidak hanya mendorong pemanfaatan teknologi yang makin luas, namun juga mengangkat perekonomian masyarakat dengan memudahkan para pelaku ekonomi mikro mendapat akses pasar," terangnya. (*)