Naik Angkutan Umum Ternyata Bisa Turunkan Angka Obesitas

Transportasi umum ternyata memberi bonus kesehatan pengguna setianya, yaitu tingkat kegemukan atau obesitas yang lebih rendah.

Editor: iwanoganapriansyah
Kompas.com
Suasana di dalam KRL commuter line relasi Bekasi-Jakarta Kota 

TRIBUNJOGJA.COM - Transportasi umum ternyata memberi bonus kesehatan pengguna setianya, yaitu tingkat kegemukan atau obesitas yang lebih rendah.

Belum lama ini, penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa peningkatan 1 persen dalam perjalanan dengan angkutan massal berhubungan dengan obesitas yang lebih rendah 0,473 persen di seluruh AS.

Penelitian berjudul “Apakah Mempromosikan Angkutan Umum Merupakan Intervensi yang Efektif untuk Obesitas?: Sebuah Studi Longitudinal tentang Hubungan antara Penggunaan Angkutan Umum dan Obesitas” itu dimuat dalam jurnal Transportation Research.

Makalah ilmiah itu juga dipublikasikan Sciencedaily.com pada Selasa (29/1/2019). Penelitian dilakukan oleh para peneliti Universitas Illinois di Urbana-Champaign dan Georgia Tech, AS.

Seperti disebutkan dalam laporan penelitian, penelitian ini dilakukan karena sejak Perang Dunia II, masyarakat AS telah menyaksikan peningkatan angka obesitas dan peningkatan penggunaan mobil.

Dalam sekitar periode yang sama, jarak tempuh kendaraan tahunan dari semua jenis kendaraan di AS meningkat stabil, baik dalam jumlah kotor dan per kapita.

Jacobson dkk (2011) dan Behzad dkk (2013) mendokumentasikan korelasi yang tinggi antara tingkat obesitas dan jarak tempuh kendaraan per pengemudi berlisensi dari 1985 hingga 2007 secara nasional.

Penggunaan angkutan umum, sebaliknya, terbukti berkorelasi negatif dengan tingkat obesitas.

Hubungan-hubungan ini secara alami mengarah pada pertanyaan, apakah tingkat obesitas akan berkurang jika lebih banyak orang memilih untuk bepergian dengan angkutan umum daripada kendaraan mereka sendiri?

Menjawab pertanyaan riset ini, tim peneliti membandingkan dan menganalisis data daerah AS dari tahun 2001 dan 2009.

Tim merinci analisis komputasi dari data kesehatan, transportasi, dan sensus yang tersedia untuk umum di 227 daerah dari 45 negara bagian pada tahun 2001 dan 2009.

Studi ini berfokus pada data yang dikumpulkan pada tahun 2001 dan 2009 dengan alasan ketika kereta api dan bus adalah moda transportasi umum utama di AS.

Perbedaan faktor ekonomi dan gaya hidup termasuk latihan pada waktu luang, pendapatan rumah tangga, cakupan perawatan kesehatan, dan pendanaan angkutan umum dimasukkan dalam analisis.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved