Satgas Tinombala Diminta Segera Tumpas Teroris Ali Kalora Cs
Kelompok MIT memiliki jaringan yang luas, bukan hanya di wilayah Asia Tenggara. Beberapa pemberontak Uighur juga pernah bergabung dengan MIT.
TRIBUNJOGJA.COM - Pengamat terorisme Al Chaidar mengemukakan, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, pimpinan Ali Kalora dianggap masih berpotensi melakukan teror karena memahami kondisi di Poso dan sekitarnya.
Ia menegaskan, Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala perlu mengejar dan menangkap sisa anggota kelompok Ali Kalora di Poso.
Penahanan Bahar bin Smith Diperpanjang 40 Hari, Berkas Belum Lengkap
“Membiarkan mereka sedikit saja bisa berbahaya sekali, karena mereka akan terus melakukan tindakan-tindakan mutilasi, penculikan dan sebagainya,” ujar Chaidar saat dihubungi, Rabu (16/1/2019)
Chaidar mengatakan, kelompok MIT memiliki jaringan yang luas, bukan hanya di wilayah Asia Tenggara. Beberapa pemberontak Uighur juga pernah bergabung dengan MIT.
“Sangat riskan eksponensial, dalam artian setelah mereka melakukan tindakan mutilasi dan diketahui oleh kelompok lain, bisa jadi kelompok lain ikut berencana membantu dan melakukan support terhadap kelompok Ali Kalora secara masif,” ujar Chaidar.
“Bisa jadi mereka mendapat bantuan berlipat ganda,” sambung Chaidar. Dia berpendapat, MIT kelompok Ali Kalora merupakan terorisme 'tamkin'.
Teroris tamkin adalah kelompok organik yang mengklaim tengah memperjuangkan kemerdekaan untuk wilayah tertentu yang memiliki warisan ideologis, seperti di Papua, Poso, Maluku, atau Aceh.
“Mereka jenis teroris tamkin, teroris teritorial dan organik. Mereka memiliki jaringan orang-orang yang pernah tinggal atau lahir di Poso dan kemudian tersebar berdiaspora kemana-mana,” tutur Chaidar.
Baca: Dirut Garuda Akui Maskapainya yang Pertama Naikkan Harga Tiket Pesawat
Chaidar menambahkan, Satgas Tinombala perlu memperluas daerah operasi penyisiran tempat Ali Kalora berada.
“Harusnya dilakukan operasi teritorial yang menyisir, rigid semua wilayah dimana ada kelompok Ali Kalora terutama di daerah yang masih hutan. Itu harus dilakukan oleh operasi Tinombala,” kata Chaidar.
Sebelumnya, aparat yang tengah membawa jenazah RB alias A (34), warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng, ditembaki sekelompok orang bersenjata yang diduga kelompok Ali Kalora, pada Senin, 31 Desember 2018.
Penembakan dilakukan saat salah seorang petugas hendak menyingkirkan kayu dan ranting pohon yang menghalangi jalan.
Kontak tembak aparat dengan kelompok teroris tak terhindarkan sehingga menyebabkan dua petugas yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso terluka.
Mahfud: Masyarakat Jangan hanya Kritisi Debat Capres, tapi Lihat Track Record Calon
Kelompok MIT dipimpin oleh Ali Kalora, setelah tewasnya Santoso pada 2016 lalu ketika Operasi Tinombala digelar secara gabungan antara polisi dan tentara.
Diketahui ada penambahan empat anggota yang bergabung dengan Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora. Sehingga total jumlah kelompok ini menjadi 14 anggota.
Menteri Amran: Dulu Kita Impor Jagung dari AS, Sekarang Kita Ekspor
Empat orang tersebut teridentifikasi berasal dari Banten dan Makassar. Mereka semua telah ditetapkan sebagai buronan (DPO).
Keempat orang tersebut adalah Alvin asal Banten, Jaka (Banten), Ramadan (Banten), Alqindi Mutaqien (Banten), serta Andi Muhamad (Makasar). (Reza Jurnaliston)
.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cegah Dukungan Kelompok Lain, Satgas Tinombala Diminta Segera Tangkap Ali Kalora Cs"
