Reaksi Mbah Putih Soal Dugaan Keterlibatannya dalam Skandal Pengaturan Skor, Ngaku Punya Kunci
Mbah Putih juga menyatakan siap buka-bukaan kepada penyidik soal pengaturan skor yang disebut-sebut melibatkannya.
TRIBUNJOGJA.COM - Mbah Putih atau Dwi Irianto, Anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, bereaksi dan memberikan respons atas tudingan keterlibatannya dalam dugaan skandal pengaturan skor atau match fixing di Liga Indonesia.
Mbah Putih juga menyatakan siap buka-bukaan kepada penyidik soal pengaturan skor yang disebut-sebut melibatkannya.
Selain memberikan reaksi dan merespons secara panjang lebar soal dugaan keterlibatannya dalam skandal pengaturan skor di Liga Indonesia, Mbah Putih juga menyatakan siap blak-blakan jika dipanggil penyidik.
Nama Mbah Putih mencuat pertama kali melalui tayangan Mata Najwa beberapa waktu lalu.
Secara terang-terangan, eks manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani, mengungkap hal itu setelah timnya masuk dalam pusaran kasus match fixing gelaran Liga 3 musim ini.
Baca: Diduga Terlibat Skandal Pengaturan Skor, Mbah Putih Dinonaktifkan dari Komdis
Baca: Kamar Rawat Inap Saksi Kunci Pengaturan Skor Krisna Adi Dijaga Polisi, Ini Alasannya
Bahkan ia pun mengatakan ada aliran dana yang ia keluarkan untuk beberapa orang diantaranya eks Ketua Asprov PSSI Jateng, Johar Lin Eng yang sudah ditangkap satgas mafia bola, Kamis (27/12), serta nama Mbah Putih yang turut disebut putri Bupati Banjarnegara tersebut.
Dalam tayangan tersebut, Lasmi menjabarkan secara rinci pengeluaran yang harus ia keluarkan guna berkompetisi di Liga 3 Asprov Jawa Tengah.
Wasit disebut menerima dana sampai Rp 60 juta, pertemuan wasit Rp 1 juta, hotel Rp 8 juta.
Seseorang berinisial BM dan Mbah Putih juga disebut ada dalam pembukuan daftar pengeluaran Persibara.
"Mbah Putih itu Asprov PSSI DIY, Komisi Disiplin PSSI Pusat," kata Lasmi di acara Mata Najwa di Trans 7, Rabu (19/12/2018) malam WIB.
"Saya tak tahu nama lengkapnya," jawab Lasmi saat Najwa Shihab mengonfirmasi Mbah Putih yang dimaksud adalah Dwi Irianto anggota Komdis PSSI saat ini.
Dwi disebut oleh Najwa menerima uang Rp 15 juta dan ketua Asprov Jawa Tengah, Johar Lin Eng, menerima uang Rp 25 juta.

Menanggapi tuduhan yang dialamatkan padanya, Mbah Putih pun akhirnya angkat bicara.
Mbah Putih mengaku siap buka-bukaan kepada penyidik satuan tugas (satgas) khusus untuk memberantas mafia pengaturan skor pertandingan sepakbola.
"Nanti saya akan bicara jujur fakta yang saya alami, semuanya biar terang benderang, kasus Banjarnegara (Persibara) bagaimana.
Saya punya kunci, tapi ini saya simpan untuk saya pribadi dan siapapun tidak tahu. Dalam artian bukan alibi tapi di hadapan penyidik saya akan sampaikan fakta seperti apa," ujar Mbah Putih di kediamannya, Kamis (27/12/2018).
"Mudah-mudahan cepat selesai, dan tidak menggantung, kalau memang prosesnya harus berjalan sesuai proses hukum saya lebih senang," imbuhnya.
Mbah Putih mengaku kaget ketika namanya turut dikaitkan atas tuduhan pengaturan skor yang disampaikan eks manajer Persibara Banjarnegara.
Ia mengaku diminta oleh Johar Lin Eng sebatas untuk membantu memberi masukan pada Persibara, hal tersebut dilatarbelakangi hubungan baik keduanya.
"Saya awalnya tidak tahu seperti apa, bukan saya mengelak, tapi saya benar-benar tidak tahu. S
aya datang kesana pun tidak membicarakan hal apa-apa selain teknis karena memang pertandingan pertama itu sangat jelek sekali, dan kebetulan musuhnya saat itu (Gama-red) di Piala Indonesia juga main jelek.
Kenapa Gama kalah? karena persiapan Persibara saja yang lebih matang," ungkap Mbah Putih.
Mbah Putih pun menilai, kegagalan Persibara bukanlah lantaran faktor non teknis seperti yang beredar saat ini.
Ia menilai, secara materi tim Persibara memang tidak siap untuk bersaing hingga akhirnya harus kandas di final Liga 3 Asprov Jawa Tengah kontra PSIP Pemalang, Juli 2018 lalu.
"Ahmad Muhariah (pelatih Persibara) bilang saya kalau ia tidak pegang tim Liga 3 (Persibara) dan seharusnya pegang tim Porprov, tapi pemainnya sama.
Dari 23 pemain, dia bilang yang sip tenan tidak sampai 11 pemain. Jadi 11 pemainnya dia tidak siap main di Liga 3, artinya di bawah standar. Kenapa seperti itu? katanya pemainnya banyak yang pegawai honorer, buruh, tapi saya juga tidak tahu hal itu," imbuhnya.
Ia pun mengaku tak tahu menahu soal sejumlah uang yang harus disetorkan setiap pertandingan kepada terduga Asprov PSSI Jawa Tengah. Hal ini demi menjamin Persibara di Liga 3 2018.
"Sampai sekarang saya blas (sama sekali) tidak tahu, janjinya apa saya nggak dong (paham), mencuat seperti itu saya juga kaget," ujar Mbah Putih.
Dinonaktifkan dari Komdis PSSI
Sementara itu, Ketua Komisi Disiplin PSSI, Asep Edwin, mengatakan pihaknya tak lagi melibatkan Dwi Irianto atau Mbah Putih dalam pengambilan keptusan Komdis semenjak namanya mencuat terlibat skandal pengaturan skor.
"Kita memang sudah belakangan ini tidak melibatkan Pak Dwi terlebih dahulu dalam kegiatan Komdis. Semenjak keputusan PSMP Mojokerto Putra kita tidak libatkan beliau," ucap Asep, Kamis (27/12).
Asep secara tegas mengatakan tak mungkin bagi Komisi Disiplin untuk melibatkan orang yang disinyalir terkait skandal yang mencoreng pesepakbolaan Indonesia tersebut.
"Pastinya semenjak namanya disebut di Mata Najwa, kita pun kaget nama dia tersebut terlibat, kan tidak mungkin melibatkan orang yang namanya tersebut terlibat pengaturan skor.
Makanya kesepakatan di komdis PSSI sementara dilihat dari surat keputusan PSMP tidak ada tanda tangan dia," pungkasnya.
(han/tribunjogja.com)