Bantul

Buntut Kericuhan Suporter di Laga PS Tira vs PSIM, Bupati Bantul : Kita Larang Main di SSA

Evaluasi tersebut juga dimungkinkan diikuti dengan larangan bagi PSIM Yogyakarta bermain di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/Hasan Sakri
Suporter PSIM Yogyakarta turun ke lapangan saat laga Piala Indonesia antara PS Tira melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (10/12/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kericuhan yang terjadi saat laga PS Tira kontra PSIM Yogyakarta pada babak 64 besar Piala Indonesia, Selasa (11/12/2018) kemarin, membuat bupati Bantul Suharsono, berpikir untuk segera melakukan evaluasi.

Evaluasi tersebut juga dimungkinkan diikuti dengan larangan bagi PSIM Yogyakarta bermain di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul.

Bupati Bantul Drs Suharsono ketika ditemui di gedung induk Parasamya pemkab Bantul, Selasa (12/12/2018)
Bupati Bantul Drs Suharsono ketika ditemui di gedung induk Parasamya pemkab Bantul, Selasa (12/12/2018) (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

"Pemerintah akan evaluasi. Sanksinya tidak diberi izin. Dulu kan pernah ribut juga, terus saya larang, saya kasih izin lagi. Sekarang sama PS Tira aja seperti itu. Ya nanti kita bicarakan dengan Disdikpora. Kalau PSIM mau main (di SSA) lagi ya kita larang lah," tegas Suharsono, Rabu (12/12/2018).

Baca: Buntut Kerusuhan di Laga Kontra PS Tira, Manajeman PSIM Yogyakarta Minta Maaf

Baca: PSIM Yogyakarta vs PS Tira Berakhir Ricuh, PSSI Beri Tanggapan dan Serahkan ke Komdis

Menurutnya, tujuan dari pertandingan sepakbola adalah untuk menghibur masyarakat, tidak untuk tujuan yang lain-lain, apalagi sampai membuat kerusuhan.

Ribuan suporter PSIM Yogyakarta turun ke lapangan saat berlangsung pertandingan Piala INdonesia antara PS Tira melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, Bnatul, DI Yogyakarta Selasa (11/12/2018). Suporter PSIM yogyakarta turun ke lapangan karena diduga akibat kekecewaan terhadap kepemimpinan wasit dan pertandingan terhenti di menit ke 80 dengan keunggulan PS Tira 2-0 atas PSIM Yogyakarta.
Ribuan suporter PSIM Yogyakarta turun ke lapangan saat berlangsung pertandingan Piala INdonesia antara PS Tira melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, Bnatul, DI Yogyakarta< Selasa (11/12/2018). Suporter PSIM yogyakarta turun ke lapangan karena diduga akibat kekecewaan terhadap kepemimpinan wasit dan pertandingan terhenti di menit ke 80 dengan keunggulan PS Tira 2-0 atas PSIM Yogyakarta. (TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri)

PSIM Yogyakarta selama semusim terakhir memang menggunakan Stadion Sultan Agung Bantul untuk mengarungi kompetisi Liga 2.

Pasalnya, stadion home base PSIM Yogyakarta, Stadion Mandala Krida, sejauh ini belum selesai direnovasi.

"Kita sebagai mitra kerja dan teman. Apalagi Pak Haryadi juga teman saya. Kita tidak punya motif apa-apa.Tapi ketika anak buahnya (pak Haryadi) tidak bisa kendalikan, ya nanti kita evaluasi. Kalau perlu kita larang walaupun hubungan saya dengan pak Haryadi baik," ujar Suharsono, menyesalkan kericuhan yang terjadi.

Baca: Dampak Kericuhan di Laga PS Tira vs PSIM - Sebagian Fasilitas SSA Rusak, Kerugian Ditaksir Rp40 Juta

Diberitakan sebelumnya, pertandingan babak 64 Piala Indonesia yang mempertemukan antara PS Tira kontra PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, pada Selasa (11/12/2018) berlangsung ricuh.

Pada laga itu ribuan suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, ketika waktu normal menyisakan sekira 10 menit jelang laga usai.

Akibat kerusuhan yang terjadi, pertandingan sore itu akhirnya terpaksa dihentikan lebih awal.

PS Tira unggul 2-0 ketika pertandingan dihentikan.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved