Kisah Tragis 145 Paus Menangis dan Meneteskan Air Mata Sebelum Mati Bersama Saat Terdampar
Sekitar 145 paus terdampar di pantai terpenci yang tengah surut. Ada air mata di mata mereka dan mulut mereka mengeluarkan suara sedih
TRIBUNJOGJA.COM - Sekitar 145 paus terdampar di pantai terpencil yang tengah surut di Selandia Baru.
Setelah lebih kurang satu hari satu malam mereka berjuang untuk berusaha kembali ke tengah laut namun gagal, ratusan paus itu hanya bisa tergeletak di pasir yang kering.
Suara yang keluar dari mulut mereka terdengar sedih karena menahan sakit akibat terpanggang sinar matahari. Mata para paus itu tampak meneteskan air mata dan akhirnya mati bersama.
"Ada air mata di mata mereka dan mulut mereka mengeluarkan suara sedih," Carlson berkisah, dilansir Tribunjogja.com dari BBC (27/11/2018) melalui intisari online.

Baca: Aspal Runway Terkikis, Sembilan Penerbangan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta Tertunda
Liz Carlson adalah blogger traveling asal Amerika Serikat yang kebetulan melintas di pantai itu dalam perjalanan bersama temannya di Pulau Steward.
Ia menemukan sekitar 145 paus itu terdampar di sebuah pantai terpencil di Selandia Baru.
Tragis! Jelas bahwa tidak ada ikan paus yang bisa diselamatkan.
"Itu adalah malam terburuk dalam hidupku," kata Carlson seperti dilansir dari BBC (27/11).
Carlson tak sengaja menemukan adegan paus terdampar saat bersama temannya melakukan perjalanan di Pulau Steward.
Sekitar 145 paus pilot terdampar di pantai yang tengah surut.
Kisah Dramatis
Carlson mengaku pernah melihat kumpulan banyak paus namun tidak ada yang sedramatis pengalamannya kali ini.
Paus-paus tersebut berjibaku mempertahankan hidup, berusaha bergerak ke perairan yang lebih dalam setelah terdampar di pantai.
Namun sia-sia belaka. "Mereka semua menangis dan terlihat berbicara satu sama lain," ungkap Carlson.
Dia bersama rekannya mencari bantuan tapi percuma.
Sebab lokasi mereka sangat terpencil. Kehidupan manusia terdekat berjarak 15 km dan itu pun hanya pondok konversasi yang belum tentu sedang didiami manusia.
Toh, Carlson tidak mau menyerah. Dia berlari ke arah pondok tersebut sembari berharap di sana ada pemancar radio untuk meminta pertolongan.
Sayang harapannya hanya sekadar harapan. Pemancar radio tak ditemukan.
Baca: PSS SLEMAN Resmi Promosi ke Liga 1 2019, Menang 2-0 Atas Kalteng Putra
Tangisan paus
Carlson dan rekannya segera balik ke pantai untuk menolong sebisanya.
Dia coba bantu mendorong paus dewasa ke tengah laut tapi.
Carlson hanya bisa mendorong beberapa bayi ikan paus muda ke perairan lebih dalam.
Sementara paus dewasa praktis tak bisa didorong karena badannya terlalu berat.
Para paus tersebut terlalu berat.

Baca: Lukisan Erotis Ratu Sparta Ditemukan di Reruntuhan Kota Kuno Pompeii
"Saya tidak akan pernah melupakan tangisan mereka, cara mereka memperhatikan saya ketika saya duduk bersama mereka di air."
"Bagaimana mereka dengan putus asa mencoba berenang tetapi berat badan mereka hanya menggali lebih dalam ke pasir," tulisnya di Instagram.
"Kamu bisa merasakan ketakutan pada hewan, mereka melihatmu. Mereka mengawasimu dan mereka memiliki mata yang sangat mirip manusia."
Selama beberapa jam berikutnya, tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu.
"Aku tahu mereka pasti akan mati," tulis Carlsondi Instagram. "Aku berlutut di pasir berteriak dengan frustrasi dan menangis, dengan suara puluhan paus yang mati di belakangku, benar-benar sendirian."
Beberapa jam kemudian, Julian teman Carlson, datang dengan sekelompok penjaga hutan.
Karena hari sudah malam, tidak banyak yang bisa dilakukan.
Tapi pada saat itu, dua paus lain tengah berenang mendekati bibir pantai.
Carlson dan teman-temannya cuma bisa berdoa agar paus itu segera pergi agar tidak ikut terdampar.
Carlson dkk kemudian pergi ke kemah untuk beristirahat sambil berharap besok pagi ada hal lebih banyak yang bisa dilakukan.
Baca: Mengenal Merek Perhiasan HENJU by Gracy, Produk Lokal Yogya yang Berhasil Tembus Pasar Empat Benua
Air mata paus
Namun, keesokan paginya setelah terbangun, mereka dihadapkan pada pemandangan yang lebih mengerikan.
Saat itu air surut dan paus tergeletak di pasir kering.
Beberapa sudah mati dan yang lainnya berbaring di pantai kesakitan karena terpanggang sinar matahari.
"Ada air mata di mata mereka dan mulut mereka mengeluarkan suara sedih, Carlson berkisah.
Sudah jelas bahwa tidak ada ikan paus yang bisa diselamatkan.
Tragis.
(*)
Artikel ini telah tayang di intisari online dengan judul Ratusan Paus Meneteskan Air Mata Untuk Mati Bersama di Tepi Pantai