Letusan Gunung Purba yang Meruntuhkan Kekuasaan Romawi dan Napoleon

Erupsi besar gunung berapi bukan hanya membuat perubahan suhu yang terjadi di bagian bumi tertentu, tapi juga membawa perubahan penguasaan dunia.

Editor: iwanoganapriansyah
IST/HOYENHISTORIA
Lukisan Napoleons saat mundur dari Moskow di tengah musim dingin ekstrem yang melanda Eropa sepanjang tahun akibat letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara 

Dua bulan sebelum pertempuran yang mengubah sejarah Eropa tersebut, Gunung Tambora meletus pada 10 April 1815. Menewaskan 100 ribu orang dan melontarkan gumpalan abu raksasa hingga 62 mil ke atmosfer.

Para peneliti dari Imperial College mengatakan, abu tersebut “memutuskan aliran listrik” ionosfer, lapisan teratas di atmosfer yang bertanggung jawab dalam membentuk awan.

Itu memberikan dampak besar pada pembentukan awan yang akhirnya membawa hujan lebat di Eropa sepanjang tahun dan berperan pada kekalahan pasukan Prancis di bawah Napoleon Bonaparte.

Matthew Genge, pemimpin penelitian, mengatakan, eksperimen dan simulasi komputer menunjukkan bahwa partikel vulkanik bermuatan listrik berukuran lebih kecil dapat terdorong ke ionosfer selama erupsi besar.

“Di sana, mereka akan mengganggu aliran listrik di ionosfer dan membentuk awan hujan yang tidak biasa,” ujarnya.

Dia juga mengutip karya Victor Hugo dalam novelnya Les Miserables, yang menggambarkan tentang Pertempuran Waterloo

“Langit mendung yang tidak sesuai waktunya cukup untuk membawa keruntuhan pada dunia,” papar Genge mengutip karya sastra tersebut.

“Saat ini, kami selangkah lebih dekat untuk memahami peran Tambora pada pertempuran yang terjadi di belahan bumi lain yang jauh dari lokasi erupsi,” pungkasnya. (Iwan Apriansyah/*/NGI)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved