Inilah Sang 'Dokter Maut', yang Diduga Memutilasi Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi Arabia

Penyelidikan terbaru dari aparat kepolisian Turki mengindikasikan pemimpin eksekusi jurnalis Jamal Khashoggi, adalah dr Salah al-Tubaigy

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
dr Salah al-Tubaigy 

Namun demikian bukti apa yang ditemukan, pejabat itu enggan mengungkapkannya. Bukti didapat dari penyelidilan forensik selama 9 jam di dalam komplek Konsulat Saudi di Istanbul, Selasa (16/10/2018) WIB.

Presiden Turki Tayyip Erdogan sebelumnya mengemukakan ada jejak nyata beberapa lokasi yang diduga kuat tempat Khadoggi disiksa dan dibunuh di dalam konsulat, telah dicat ulang belum lama ini.

Penyelidik Turki telah memeriksa rumah tinggal konsul Saudi. Hasil penyelidikan awal menyebutkan, ada dua kendaraan mencurigakan keluar dari konsulat, dua jam setelah Khasoghi masuk ke konsulat tersebut.

Kedua kendaraan jenis van berkaca gelap itu bergerak menuju rumah tinggal konsul dan parkir cukup lama di lokasi tersebut. Diduga kendaraan itu membawa jasad Khasoggi yang telah dimutilasi.

Konsul Saudi Mohammed Al Otaibi telah meninggalkan Istanbul, beberapa jam sebelum penyelidik Turki memasuki rumah dinasnya. Otaibi naik pesawat komersial, konon pulang ke Riyadh.

Menlu AS Mike Pompeo telah bertemu Raja Salman dan Pangeran Mohammad bin Salman di Riyadh. Pompeo khusus datang ke Saudi guna membahas perkembangan kasus Khasoggi. Ia juga mampir di Ankara, bertemu Presiden Erdogan dan Menlu Mesut Cavosuglu.

Washington sejauh ini berusaha keras menjaga sikap dan keputusannya terhadap Saudi, sekutu terdekat AS di jazirah Arab. Presiden Trump sebelumnya mengancam AS bisa menjatuhkan sanksi keras ke Saudi jika terlibat pembunuhan tersebut.

Ancaman Trump direspon keras pejabat tinggi kerajaan di Riyadh. Saudi siap menyambut sanksi AS dan akan membalas dengan berbagai kejutan yang bisa mengguncang Washington.

Terkait kasus Jamal Khasoggi, pihak Riyadh masih terus menyangkal terlibat. Mereka menyatakan, tuduhan keterlibatan Saudi dalam hilangnya Khasoggi tidak berdasar. Namun kedatangan Pompeo disebut telah mengubah sikap Riyadh.

Pemerintah Saudi menyiapkan laporan yang akan mengonfirmasi peristiwa yang menimpa Jamal Khashoggi sebagai sebuah kekeliruan di lapangan, dan tidak ada perintah maupun sangkutpaut dengan kebijakan penguasa Riyadh.

Kesalahan akan ditimpakan ke sejumlah orang yang tidak mungkin lagi menghindari bukti-bukti yang telah didapatkan penyelidik Turki. Jamal akan diumumkan memang meninggal di komplek konsulat Saudi di Istanbul.

Laporan middleeasteye.com pekan lalu, menyebutkan Jamal Khasoggi memang telah dibunuh. Laporan penelusuran itu ditulis jurnalis David Hearst, diperoleh dari sumbernya di Turki.

Pembunuhan Jamal Khasoggi dilakukan sebuah tim yang khusus didatangkan dari Arab Saudi, dan jejak pembunuhan langsung dilenyapkan, termasuk jasad Jamal.

"Kami tahu kapan Jamal terbunuh, di ruang mana ia dibunuh, lalu di ruang mana jasadnya dilenyapkan. Jika tim forensik diizinkan masuk, mereka tahu ke mana harus mencari," kata sumber yang dikutip Hearst.

Sedangkan media Daily Sabah, menyebutkan ada 15 sosok yang terdeteksi masuk ke Istanbul sebelum Jamal hilang. Salah seorang intel itu bernama Maher Abdulaziz M Mutreb. Ia dikenali sebagai salah seorang pejabat intelijen di bawah kontrol Pangeran Mohammed.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved