Inspirasi

Mengenal Dato Sri Tahir, Donatur yang Kirim Makanan ke Korban Gempa Palu dengan Pesawat Pribadi

Dato Sri Tahir, kelahiran Surabaya, 26 Maret 1952, dikenal di dalam dan luar negeri sebagai orang yang aktif dalam kegiatan sosial.

Editor: iwanoganapriansyah
IST
Dato Sri Tahir, pengusaha Surabaya yang dikenal di dalam dan luar negeri sebagai orang yang aktif dalam kegiatan sosial. 

TRIBUNJOGJA.COM - Di balik musibah gempa bumi dan tsunami yang menimpa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (28/0/2018), ada kisah-kisah inspiratif yang dapat kita teladani.

Cerita inspiratif ini salah satunya datang dari filantropi yang merupakan 10 orang terkaya di Indonesia, Dato Sri Tahir, pendiri sekaligus CEO Mayapada grup. Kekayaannya menurut Forbes pada 2018 ini senilai US$ 3,5 miliar.

Baca : Bersahabat dengan Bencana Harus Dimulai dari Penataan Ruang Kota

Pria kelahiran Surabaya, 26 Maret 1952 ini, telah dikenal baik di dalam maupun luar negeri sebagai orang yang aktif dalam kegiatan sosial.

Bagi seorang Tahir, harta adalah sebuah titipan, dan manusia hanya memiliki hak untuk mengelolanya, tidak untuk memiliki.

Ia juga menganggap, mengelola harta adalah sebuah seni dan komitmen yang datang dari hati nurani.

Tahir pun, memilih mengelola hartanya salah satunya adalah untuk kemanusiaan, membagikan dengan saudara yang membutuhkan.

1. Bantu Korban Bencana di Palu dan Donggala

Menggunakan pesawat pribadunya Global 5000, Tail M JGJV, ia terbang ke Palu pada Selasa, (2/10/2018).

Ia membawa berdus-dus makanan cepat saji McDonald's untuk dibagikan kepada korban gempa bumi dan tsunami. Ini sesuai dengan arahan Gubernur Sulawesi Tengah untuk memudahkan para korban makan.

Dato Sri Tahir saat memberikan sumbangan untuk korban gempa Palu dan Donggala
Dato Sri Tahir saat memberikan sumbangan untuk korban gempa Palu dan Donggala ()

Tahir juga memberikan air mineral dan mie instan, serta akan menyedikan genset, tenda dan kebutuhan lainnya bagi para korban.

Ia juga akan membangun Pasar agar perekonomian masyarakat segera berjalan.

Ketika ditanya berapa nilai bantuan yang diberikan, Tahir enggan menjawab. Tetapi, mengaku memgeluarkan biaya berapapun sampai keadaan di palu pulih kembali.

2. Bantu Korban Gempa di Lombok

Gempa bumi yang mengguncang Lombok pada 29 Juli lalu juga menggerakkan hati Tahir. Ia datang langsung mengunjungi korban gempa didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat.

Bersama sejumlah pengusaha melalui Tahir Foundation, Tahir membantu proses pembangunan dan perbaikan 1.500 rumah korban gempa dan sebuah pasar Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Bantuan tersebut digalakkan oleh sejumlah perusahaan yakni Intiland, Lippo Group, Hanson Group, dan Mayapada Group.

3. Sumbang Rp25 Miliar ke Pengungsi Palestina dan Suriah

Setelah pada tahun 2016 menggelontorkan Rp15 M untuk pengungsi di Yordania, Tajir kembali mendonasikan Rp25 M untuk pengungsi Palestina dan Suriah di Lebanon tahun ini.

Ia menilai bantuan kepada Palestina adalah hal penting karena menunjukkan dukungan Indonesia untuk Palestina.

Tahir pun mengapresiasi pemerintah Lebanon yang telah mengurus pengungsi karena bukanlah hal yang mudah. Sejumlah US$ 500 ribu Tahir donasikan untuk pemerintah Lebanon.

4. Sumbangan Rp1,1 Triliun untuk The Global Fund

Ini adalah salah satu bentuk sumbangan Tahir yang sangat dikenal. Sejumlah US$ 75 juta ia donasikan untuk The Global Fund.

The Global Fund adalah organisasi bentukan PBB untuk upaya pencegahan persebaran HIV dan perawatan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Ia juga bermitra dengan Bill & Melinda Gates Foundation, yayasan sosial milik miliader terkaya di dunia Bill Gates, dimana sumbangan kemudian berlibat ganda menjadi US$ 150 juta.

Itulah beberapa bentuk kepeduliaan Tahir akan kemanusiaan. Mungkin, lebih banyak yang tidak diketahui publik.

Tetapi yang jelas, banyak hal yang dapat kita teladani dari seorang Tahir yang boleh dibilang telah memiliki apa yang banyak orang impikan.

Mengutip pernyataannya saat berkunjung ke Yordania pada 2016 lalu, dalam kemlu.go.id. Tahir berkata:

"Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, masyarakat dan bangsa, kekayaan adalah instrument untuk mencapai tujuan akhir: Dimana orang sakit mendapatkan kesembuhan, anak-anak kecil dapat pergi ke sekolah, para pekerja dapat memiliki pekerjaan ,bagi yang lemah menjadi kuat, bagi yang miskin dapat meningkatkan kehidupannya. Saya berharap dapat membantu kehidupan mereka menjadi diberkati dan termasuk orang yang beruntung"

(Masrurroh Ummu Kulsum/Intisari)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved