Gempa Sulawesi Tengah

Seperti Inilah Potret Kerusakan Perumnas Balaroa Palu Dipantau dari Udara Pascagempa dan Tsunami

Komplek Perumnas Balaroa hancur karena tanah ambles 3 meter dan terangkat 2 meter saat gempa terjadi.

Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
Kompas.com
Warga Petobo mengangkuti barang yang masih bisa digunakan setelah gempa besar melanda Palu dan sekitarnya 

TRIBUNJOGJA.COM - Komplek Perumnas Balaroa di Palu Barat adalah salah satu lokasi paling parah akibat gempa 7,4 SR Juma,t (28/9/2018).

Diperkirakan 1.747 rumah rusak akibat kejadian tersebut.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan Komplek Perumnas Balaroa hancur karena tanah ambles 3 meter dan terangkat 2 meter saat gempa terjadi.

Perumahan tersebut berada tepat di atas sesar Palu Koro, yang menyebabkan gempa dahsyat itu.

"Banyak korban yang tertimbun disini," tulis Sutopo di akun Twitter ressminya, Rabu (3/10/2018).

Ia juga membagikan sebuah video yang menunjukkan pantauan udara kondisi kerusakan di Balaroa.

Masih dalam penjelasan Sutopo seperti dikutip dari Kompas.com, gempa bumi di Palu dan Donggala adalah jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Palu Koro.

Sesar itu dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar mengiri (slike-slip sinistral).

Sesar Palu Koro merupakan patahan yang membelah Sulawesi menjadi dua, dimulai dari batas perairan Laut Sulawesi dengan Selat Makassar hingga ke Teluk Bone.

Menurut Sutopo, sesar ini sangat aktif dengan pergerakan mencapai 35 hingga 44 milimeter per tahun.

"Kota Palu berkembang di atas sesar Palu Koro. Sesar Palu Koro merupakan patahan dengan pergerakan terbesar kedua di indonesia, setelah patahan Yapen, Kepulauan Yapen, Papua Barat, dengan pergerakan mencapai 46 milimeter per tahun" ujar Sutopo.

Selain Balaroa, kerusakan parah juga terjadi di kelurahan Petobo, Palu Selatan.

Sekitar 744 rumah diperkirakan tertimbun lumpur akibat fenomena likuifaksi saat gempa terjadi.

Selain itu hingga Selasa (2/10/2018) siang, 1.234 orang dilaporkan meninggal dunia serta 799 luka berat.

Dikutip dari Tribun Kaltim, 99 orang juga tercatat hilang.

Rincian korban hilang sebanyak 29 orang di Pantoloan Induk, Donggala 17 orang, Palu 4 orang, dan Pasar Wani 7 orang.

Selanjutnya di Jalan Kijang hilang 11 orang, Jalan Rojas 4 orang, Jalan Moh Hatta 25 orang, patung kuda 1 orang, dan kampung nelayan 1 orang.

Sutopo memperkirakan, jumlah itu akan terus bertambah. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved