Soccer Style

Lapangan Sepakbola YIS Mlati Sleman Bermula dari Bekas Lahan Rawa

Yogyakarta Independent School (YIS) terletak di Jalan Tegal Melati, Sinduadi, Mlati, Sleman.

Tribun Jogja/ Hanif Suryo
Pengelola sekaligus pemrakarsa lapangan YIS, Supomo Hariyanto. 

Lahan bekas rawa dan kebun tebu seluas tujuh hektar mengubah Supomo Hariyadi menjadi lapangan sepak bola yang memiliki kualitas lapangan tak kalah dari yang ada di stadion-stadion megah yang berdiri di Indonesia.

Siapa sangka meski belum ada fasilitas penunjang seperti ruang ganti, bench pemain, dan tribun penonton, lapangan yang terletak di komplek Yogyakarta Independent School tersebut (YIS) menjadi rujukan tim-tim besar sebut saja Borneo FC, PS Tira, Persebaya Surabaya, Madura United, hingga tim asal negeri jiran Malaysia, PDRM FA.

Pengelola sekaligus pemrakarsa lapangan YIS, Supomo Hariyadi mengatakan butuh waktu sekira dua tahun untuk sebelum akhirnya lapangan resmi dibuka untuk umum.

Pria asli Sragen ini menggarap seluruh sisi kompleks olahraga YIS hingga memilih dan merawat sendiri rumput lapangan yang terletak di Jalan Tegal Melati, Sinduadi, Mlati, Sleman ini.

"Di lahan hampir tujuh hektar ini saya diminta untuk membuat perencanaan hingga menggarap lapangan dan nantinya didukung fasilitas penunjang. Dulunya lahan ini rawa dan kebun tebu tempat buangan air dari lokasi yang lebih atas, sehingga saya buat waduk-waduk kecil untuk menampung air dikala musim hujan," kata Supomo.

"Saat ini sudah ada lapangan sepak bola, mini golf dan lapangan hoki. Kedepan akan akan dilengkapi lagi dengan lapangan tenis dan cabor lainnya," imbuh Supomo.

Awalnya, Supomo mengaku tertantang kala dipercaya untuk menggarap lapangan sepakbola. Padahal, latar belakangnya ialah mengelola lapangan golf sejak 1992 silam.

Ia pun tak menampik bila ada perbedaan karakteristik antara rumput yang digunakan untuk lapangan golf dan juga lapangan untuk sepak bola. Rumput yang digunakan di lapangan sepak bola YIS diakui Supomo berbeda dibanding lapangan-lapangan sepak bola pada umumnya.

Pengelola sekaligus pemrakarsa lapangan YIS, Supomo Hariyanto.
Pengelola sekaligus pemrakarsa lapangan YIS, Supomo Hariyanto. (Tribun Jogja/ Hanif Suryo)

Meski demikian, ia mengklaim bahwa jenis rumput evergreen yang ia gunakan memiliki keistimewaan dibanding rumput zoysia matrella yang umum digunakan di lapangan sepak bola.

"Rumput evergreen perawatannya memang cukup berat, itu yang menjadi tantangan. Tapi waktu recoverynya lebih cepat dibanding zoysia matrella," kata Supomo.

Benar saja, ia bersama timnya secara rutin melakukan perawatan serta penyiraman agar rumput tumbuh subur. Kegiatan peremajaan rumput dilakukan dengan verticutter ditambah airator guna memperlancar resapan air.

"Pemotongan juga dilakukan sebulan sekali dengan mesin greenmower yang biasa dipakai memotong lapangan golf area green yang ukuran ketebalan rumput bisa diukur dengan milimeter untuk ketebalan lapangan sepakbola," jelasnya.

Menghasilkan kualitas lapangan berstandar tinggi memang tak instan. Diakui Supomo, berbagai pengalaman menjadi sarananya belajar, mulai dari serangan hama, kering cuaca kemarau, dan mencermati karakter rumput agar nyaman ketika digunakan sepak bola.

Demikian pula biaya perawatan yang terbilang cukup mahal demi menghasilkan lapangan sepak bola berkualitas.

Ke depan, Supomo mengatakan lapangan akan dilengkapi alat penyiraman otomatis atau water spinkler, alat penyemprot air yang muncul otomatis dark bawah rumput lapangan tersebar dibeberapa titik.

"Metode penyiraman ini dapat memangkas waktu penyiraman, hanya sekira 30 menit saja. Ini lebih singkat dibanding penyiraman yang ada saat ini," ujarnya.

Tak Pelit Berbagi Ilmu

Setelah sukses menyulap rawa jadi lapangan sepak bola berkualitas, Supomo mengaku masih punya mimpi besar bagi kemajuan sepak bola di Indonesia. Ia pun tak pelit ilmu untuk membagi pengalaman serta ilmunya untuk membangun lapangan sepak bola hingga ke tingkat desa.

"Dimulai dari infrastruktur yang baik, diharapkan bisa meningkatkan kualitas persepakbolaan di Indonesia, khususnya yang ada di DIY sekitarnya," kata Supomo.

"Kemarin saya bagi informasi di Bercak, daerah Prambanan dan ternyata berhasil lapangan mereka jadi lumayan. Mengapa tidak membagi ilmu saya pada teman-teman di Yogyakarta agar lapangan sepakbola jadi bagus, karena jujur saya geregetan mengapa sepakbola kita tak maju-maju," pungkasnya. (Hanif Suryo | Tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved