Internasional
Kisah Bayi yang Alergi Terhadap Sinar Matahari, Dia Selalu Hidup di Ruangan Tertutup
Saat terkena sinar matahari beberapa menit saja, tubuhnya akan merah dan seperti terbakar.
Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Seorang bayi laki-laki berusia satu tahun di Northampton, Inggris, menderita alergi sinar ultra violet (UV) dari pancaran matahari yang parah.
Saat terkena sinar matahari beberapa menit saja, tubuhnya akan merah dan seperti terbakar.
Freddie Mason-Perkins nama bayi itu, lahir dengan kondisi Trichothiodystrophy (TTD), di mana kulitnya sangat sensitif terhadap sinar UV.
Tahun lalu seperti TribunJogja.com kutip dari Metro, tubuh Freddie seperti terbakar setelah berada di mobil sekitar setengah jam, ketika melintas di jalan tol.
Sebelum kejadian itu, ia telah mengalaminya dua kali.
Bila terpapar sinar UV, maka kondisi tubuhnya menjadi tidak baik, sehingga harus dirawat di rumah sakit (RS).
Freddie dilahirkan secara caesar dengan berat hanya kurang dari satu kilogram.
Ia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Great Ormond Street untuk perawatan lebih lanjut.
Di RS itulah Freddie menghabiskan sebagian besar tahun pertama hidupnya.
Di sana, putra dari Carlie Perkins (34) itu menjalani tes yang menunjukkan adanya 'tiger tail banding', di mana rambutnya terlihat bergaris di bawah mikroskop.
Itu merupakan tanda umum untuk penderita TTD.
Bayi Freddie baru diizinkan pulang akhir bulan lalu.
Saat ini, ia tinggal bersama ibunya dalam sebuah rumah yang sangat tertutup dari sinar matahari.
Bahkan, kaca rumah mereka juga diberi filter khusus agar sinar UV tidak dapat menerobos masuk.
"Seiring bertambahnya usia, segala sesuatunya akan menjadi lebih sulit ketika dia menjadi sadar mengapa dia tidak bisa pergi ke luar," ungkap Carlie.
Freddie tak hanya sensitif terhadap sinar UV.
Ia juga harus memakai kaca mata, karena kedua matanya mengalami katarak dan nystagamus.
Freddie tak dapat makan secara normal seperti anak-anak pada umumnya.
Perutnya dipasang selang untuk memasukkan susu sebagai asupan nutrisi untuknya.
"Ketika dia tidur saya menghubungkannya dengan oksigen dan monitornya untuk memeriksa apakah dia baik-baik saja.
Dia harus diolesi krim karena kondisi kulitnya, dan saya melakukan tetes mata dan giginya," ungkap Carlie.
Freddie harusd iberi obat-obatan melalui selangnya dua kali sehari, termasuk antibiotik tiga kali seminggu.
Menurut Carlie, dokter telah memperkirakan bahwa umur Freddie tidak akan sampai dewasa.
Meskipun demikian, Carlie tetap berpikir optimis dan tidak akan memikirkan apa yang terjadi besok.
Gangguan genetik seperti yang dialami Freddie sangat langka, karena hanya ada 100 kasus di seluruh dunia. (*)