Venezuela, Negeri Ratu Kecantikan yang Sekarang Bangkrut
Selain dikenal sebagai negara yang makmur, Venezuela juga sebagai gudangnya wanita cantik pemenang gelar-gelar ratu kecantikan sejagat.
TRIBUNJOGJA.COM - Venezuela, negara yang dulu kaya kini dilanda krisis ekonomi hebat.
Harga barang-barang menjadi sangat mahal karena mata uang mereka mengalami hiperinflasi.
Padahal, dulu, selain dikenal sebagai negara yang makmur secara ekomoni, negara ini juga dikenal sebagai gudangnya wanita cantik pemenang gelar-gelar ratu kecantikan sejagat.
Lihat saja catatan mentereng mereka dalam ajang Miss Universe, mereka menjadi negara terbanyak kedua yang pernah menjadi ajang kontes kecantikan ini.
Sudah ada tujuh perempuan asal Venezuela yang menjadi Miss Universe, hanya kalah satu gelar dibanding Amerika Serikat (8).
Apa rahasianya? Ikuti penuturan para "arsitek" sekolah ratu kecantikan, seperti yang dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 1999 berikut ini.
Tanpa bersuara, Osmel Sousa duduk di kursi kerjanya ketika para muchacha mulai memasuki kantornya.
Di ruangan itu ada sebuah panggung, sofa berbungkus kain keemasan, cermin besar berbingkai keemasan, lemari etalase tiruan model zaman Louis XIV.
Osmel mengacungkan telunjuknya, seorang wanita naik ke panggung di hadapannya.
Wanita itu mulai melakukan posing. Sousa segera memutar kursinya menghadap ke cermin dinding, memunggungi wanita itu. "Lewat cermin, kelemahan gerak-geriknya lebih tampak," ujar Sousa.
Apakah jatuhnya rambut cukup luwes? Bagaimana gerak tangannya? Apakah jatuhnya pandangan mata sesuai dengan putaran tubuhnya? Apakah senyum manisnya cukup wajar? Kalau tidak, Osmel Sousa harus berusaha menutupi semua kekurangan itu.
Waktu tinggal sedikit, tanggal 11 September sudah hampir tiba. Malam itu di Teater Poliedro de Caracas akan digelar Pemilihan Ratu Venezuela 1998. Suatu peristiwa besar penuh glamor, bagi negara kecil, Venezuela.
Hak siaran peristiwa ini 80% dipegang oleh stasiun TV swasta terbesar di negara itu, Venevision. Surat izin penyiarannya akan dijual ke 40 negara.
Para sponsor seperti Revlon, L'Oreal, Colgate, dan Pepsi berlomba untuk memperoleh kontrak iklannya. Keuntungannya tentu berlipat kali dari AS $ 8 juta biaya produksi peristiwa ini.