Penyelidik Rahasia Ungkap Perlakuan Keji Pekerja Terhadap Domba Penghasil Wol

Penyelidik dari kelompok hak-hak binatang Peta Asia berhasil mengungkap tindakan penyiksaan yang keji terhadap domba-domba penghasil wol

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
PETA via Mail Online
Cuplikan rekaman video yang memperlihatkan perlakuan keji peternak domba di Inggris 

TRIBUNJOGJA.com - Kakinya meronta kemudian menggelepar kesakitan setelah domba itu dipukul enam kali sebelum bulunya dicukur untuk memasok industri wol.

Pada adegan lain terlihat seorang pria menginjak leher domba, kemudian memukuli kepala domba itu berkali-kali. Luka yang terbuka kemudian dijahit ala kadarnya tanpa obat bius.

Itu merupakan salah satu dari beberapa adegan mengerikan yang berhasil diungkap oleh seorang penyelidik rahasia di Inggris pada bulan Mei dan Juni 2018. Penyelidik dari kelompok hak-hak binatang Peta Asia ini, setidaknya telah bekerja dengan dua kontraktor pemasok wol.

Terungkap, Sisi Kelam Industri Susu Sapi Selandia Baru yang Teramat Kejam

Sebagaimana dikutip TRIBUNJOGJA.com dari MAIL ONLINE, terungkap di sebuah peternakan dekat Newcastle, seekor domba dilaporkan mengalami serangan jantung akibat penyiksaan. Kemudian para peternak menyeretnya ke dalam gudang tempat mereka menaruh bangkainya.

Hasil dari investigasi tersebut, yakni sebuah rekaman berdurasi 09:30 menit dan kemudian dikirim ke RSPCA untuk diselidiki lebih lanjut.

Penyidik, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa di masing-masing dari 25 peternakan, dia melihat praktik-praktik penyiksaan yang kejam terhadap domba.

"Sangat umum melihat itu; pekerja meninju atau menendang domba, melemparkan mereka di sekitar atau menginjak leher mereka untuk menjepit mereka," ungkapnya.

Sungguh Keji! Seperti Ini Cara Peternak Musnahkan Anak Ayam yang Tak Laku Dijual

Itu dilakukan supaya mereka bisa menghasilkan wol secepatnya. Semakin cepat ia bekerja, maka ia akan mendapatkan insentif. Inilah yang menurutnya memicu tindak kekerasan lantaran para petani bisa memeroleh untuk insentif.

Di peternakan dekat Newcastle, pada 6 Mei, penyidik ​​menyaksikan satu domba menderita apa yang dia yakini sebagai serangan jantung.

"Pekerja itu sedang menggunting salah satu domba lalu tiba-tiba kepalanya mengembang sehingga dia menampar wajahnya dan memukulnya di dada beberapa kali. Mereka mengatakan kepada saya itu adalah serangan jantung yang saya percaya dipicu oleh pukulan," katanya.

"Peternak itu akhirnya menyeret domba itu dan meninggalkannya di sisi gudang. Domba itu mati di sana," tambahnya.

Inggris sendiri memproduksi hampir 40.000 ton wol mentah per tahun, dengan pasar pakaian wol Inggris senilai £ 1,25 miliar per tahun.

Ngeri, Inilah Cara Licik Membuat Buah dan Sayuran Terlihat Segar

Domba harus sering dicukur untuk menghindari masalah kesehatan seperti lalat bertelur di wol mereka.

Namun juru bicara Peta Asia Andrew Butler menuduh industri ini telah mengabaikan kesejahteraan hewan.

"Mereka harus tenang dan aman, bukan dengan seorang pekerja yang berdiri di leher mereka atau meninju mereka sampai mereka menyerah," katanya.

Dalam sebuah pernyataan bersama, Industri Wol Inggris, Serikat Petani Nasional, Asosiasi Domba Nasional, Asosiasi Kontraktor Pertanian Nasional, dan Persatuan Petani Wales mengatakan bahwa mereka tak bisa berkomentar terkait rekaman tersebut lantaran mereka tak memiliki data di mana rekaman itu sebenarnya diambil.

Deretan Perlakukan Sadis dan Kejam yang Diterima Anjing Sebelum Dikuliti Lalu Disantap untuk Kuliner

Namun mereka memastikan bahwa para peternak dan kontraktor dalam industri domba sangat memperhatikan kesejahteraan hewan dan setiap perilaku yang ditemukan berada di bawah standar tidak akan ditolerir.

Mereka mengatakan bahwa pencukuran adalah 'mutlak diperlukan' untuk melindungi domba dari stres dan penyakit panas, dan bahwa setiap tahun lebih dari 1.000 orang menghadiri kursus pelatihan dua hari 'disesuaikan dengan tingkat pengalaman mereka yang ada'.

"Ketika peraturan kesejahteraan dilanggar, tindakan yang tepat akan selalu diambil," demikian pernyataan dari Departemen Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved