Tata Cara Shalat Idul Adha Dari Niat Hingga Salam, Boleh Salat Sendirian Jika Ada Halangan

Hukum salat Id, baik itu Idul Fitri ataupun Idul Adha adalah sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan.

Tribun Jogja
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Rabu (22/8/2018) hari ini umat muslim di Indonesia merayakan Idul Adha 1439 Hijriah 

Pada hari raya tersebut, ibadah yang paling dianjurkan adalah shalat (sesuai KBBI salat) Id dan menyembelih hewan kurban.

Hukum salat Id, baik itu Idul Fitri ataupun Idul Adha adalah sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan.

Untuk mengerjakan shalat Id ini dianjurkan berjemaah.

Namun bila terlambat atau ada halangan lain, Anda boleh mengerjakan shalat Id sendirian, daripada tidak sama sekali.

Shalat Idul Adha dilaksanakan setelah matahari terbit hingga masuk waktu zuhur, tetapi dianjurkan untuk mengawalkan waktu.

Ini agar mereka yang ingin menyembelih hewan qurban (sesuai KBBI kurban), memiliki waktu yang lebih banyak.

Berikut adalah tata cara lengkap shalat Idul Adha, baik berjemaah atau sendirian, seperti TribunJogja.com kutip dari NU Online (http://www.nu.or.id/post/read/71109/tata-cara-shalat-idul-adha)

1. Niat

Shalat Idul Adha didahului niat.

Bila berjemaah, niat untuk menjadi ma'mum atau imam adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــــــالَى

Usholli rok'ataini sunnatali'idiladha (ma'muman/imaman) lillaahi ta'ala.

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Bila shalat Idul Adha sendirian, niatnya adalah sebagai berikut :

أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى لِلهِ تَعَــــــــالَى

Usholli rok'ataini sunnatali'idiladha lillaahi ta'ala.

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah ta’ala.”

2. Takbiratul Ihram

Setelah niat kemudian takbiratul ihram, lalu dilanjutkan membaca doa iftitah, kemudian takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama.

Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

3. Membaca Surat al-Fatihah

Setelah takbir adalah membaca al-Fatihah.

Kemudian dianjurkan membaca Surat al-Ghâsyiyah.

Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

4. Takbir Lima Kali pada Rakaat Kedua

Saat posisi berdiri di rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan.

Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan seperti yang dijelaskan pada poin dua.

Lalu membaca Alfatihah, surat pendek, kemudian berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

5. Yang Dilakukan setelah Salam

Setelah salam sehingga shalat Id selesai, jemaah dianjurkan tak buru-buru pulang, untuk mendengarkan khutbah Idul Adha hingga selesai.

Namun bila shalat Id dilakukan sendirian, maka tak perlu ada khutbah. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved