Liga 2
Mainkan Pemain dengan Kaki Masih Dijahit, Persegres Takluk 0-4 dari PSBS Biak
Turunkan Pemain dengan Kaki Masih Dijahit dan Pasang Kiper jadi Striker, Persegres Takluk 0-4 dari PSBS Biak
TRIBUNJOGJA.COM - Perjuangan berat dilakoni oleh Persegres Gresik kala melawat ke kandang PSBS Biak, Rabu(15/8/2018) kemarin.
Bagaimana tidak, menghadapi laga tunda ini, Persegres Gresik hanya memiliki 12 pemain saja.
Persegres terpaksa hanya bisa membawa 12 pemain karena PT LIB selaku operator Liga 2 mewajibkan pemain yang bisa diturunkan di laga tunda merupakan penggawa yang terdaftar di putaran pertama.
Padahal, banyak pemain yang sudah keluar dan saat ini hanya tersisa sekitar 15 orang saja.
Itupun, tiga orang di antaranya mengalami cedera sehingga tidak mungkin dibawa dalam lawatannya ke kandang PSBS Biak.
Sementara dari 12 pemain yang dibawa ke Biak, salah satunya kondisinya masih cedera karena sebelumnya mendapatkan jahitan setelah di bagian tulang keringnya robek.
Baca: Kalah dari Palestina, Stefano Lilipaly: Kami Harus Tetap Semangat
Tak hanya itu, karena stok pemain yang dimiliki terbatas, tim pelatih harus memasukan Ahmad Faozan yang sebenarnya berposisi sebagai kiper menjadi seorang penyerang.
"Tak ada pilihan lain kecuali harus memainkan Wismoyo. Bahkan Ahmad Faozan yang berposisi sebagi kiper terpaksa kami mainkan sebagai penyerang karena kami kekurangan pemain. Kami hanya memiliki satu cadangan, yakni kiper Wais Al Qorni," kata pelatih Persegres, Sanusi Rachman.
Alhasil, dengan kondisi tersebut, Persegres akhirnya takluk dari tuan rumah dengan skor telak 4-0.
Kondisi ini membuat pelatih asal Makassar tersebut bisa menerima kekalahan timnya dengan lapang dada.
"Saya seperti hanya bermain dengan sembilan pemain. Sebab saya tak bisa berharap banyak kepada Wismoyo yang kakinya ada luka jahitan serta kiper Faozan yang saya paksa bermain sebagai penyerang," keluh pensiunan karyawan PT Petrokimia Gresik itu.
Meski begitu dirinya tetap salut kepada seluruh pemain yang turun dalam laga ini.
"Saya akui bahwa tim saya sedang tidak sehat. Tetapi saya tetap salut karena anak-anak masih memberikan perlawanan kepada tuan rumah yang menekan kami sejak awal," tutur Sanusi.
Laga kontra PSBS merupakan laga tunda yang seharusnya digelar pada 25 Juli lalu.
Baca: Peluang Indonesia Lolos ke Fase 16 Besar Masih Terbuka, Begini Hitung-hitungan Skenarionya
Namun, karena saat itu kedua tim mengalami kesulitan penerbangan, PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk menunda pertandingan.