Internasional
Dokumen Bocor ke Intelijen Barat, Rusia Penjarakan Ilmuwan Rudal Hipersonik
Dokumen Bocor ke Intelijen Barat, Rusia Penjarakan Ilmuwan Rudal Hipersonik
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Seorang ilmuwan roket Rusia, Viktor Kudryavtsev (74) dijebloskan ke penjara oleh Federal Security Service (FSB).
Ia diduga kuat membocorkan dokumen peluru kendali hipersonik, senjata tercanggih yang saat ini dikembangkan Rusia.
Viktor dikenai tuduhan bersekongkol dengan intelijen barat, dan membocorkan dokumen senjata yang sangat ditakuti militer AS.
Pentagon hingga saat ini keteteran dan belum berhasil membuat senjata tandingan rudal hipersonik itu.
Dikutip Sputniknews, Rabu (25/7/2018), akhir pekan lalu, agen-agen FSB menggeledah dua lokasi di pusat penelitian dan pengembangan Roscosmos di pinggiran Moskow.
Baca: Jet Siluman F-35 Ternyata Bisa Terdeteksi Flightradar24.com
Mereka memfokuskan pemeriksaan di fasilitas Pusat Riset Institut Permesinan (TSNIIMASH).
Juru bicara Roscosmos, Vladimir Ustimenko mengonfirmasi tenaga ahlinya, Viktor Kudryavtsev, telah ditahan.
Lembaga itu kini menggelar penyelidikan internal, sejalan dengan pemeriksaan yang dilakukan agen-agen penegak hukum federal Rusia.
Kudryavtsev menyatakan diri tidak bersalah atas tuduhan yang dijatuhkan kepadanya. Kabar ini disampaikan putranya dalam sebuah pernyataan ke media.
Informasi yang diperoleh dari pihak pemerintah Rusia, ada sekurangnya 10 ilmuwan terlibat pembocoran dokumen rahasia ini.
Rudal hipersonik Rusia diperkenalkan pertama kali oleh Presiden Vladimir Putin pada Maret lalu.
Pidato Putin itu disertai visualisasi video dan animasi grafik yang memperlihatkan tes peluncuran rudal paling cepat sejagat ini.
Rudal ini diyakini mampu menjangkau sasaran manapun di dunia dalam hitungan detik. Targetnya bisa instalasi bangunan dan kapal-kapal perang, termasuk kapal induk seperti yang dimiliki AS, Inggris, Prancis, China, dan India.
Meski belum diproduksi massal, kehadiran rudal hipersonik Rusia ini menggentarkan Pentagon.
Mereka kini mengajukan anggaran 20 miliar dolar AS ke Kongres AS, guna riset pengembangan rudal sejenis oleh militer AS. (Tribunjogja.com/Sputniknews/xna)
