Internasional
19 Orang Tewas dan Ratusan Lainnya Dilaporkan Hilang Setelah DAM Pembangkit Listrik di Laos Jebol
Insinyur dari perusahaan penanggung jawab proyek bekerja selama 24 jam untuk mencegah banjir terjadi.
Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - 19 orang ditemukan tewas dan ratusan lainnya hilang, setelah dam pembangkit listrik di provinsi Attapeu, Laos, jebol.
Beberapa hari ini, wilayah tersebut diguyur hujan tiga kali lebih deras dari biasanya, sehingga menyebabkan aliran air ke dam yang masih dibangun itu begitu deras.
Menurut SK Engineering and Construction, perusahaan pemegang proyek dari Korea Selatan, sebagian jaringan bendungan utama dan lima bendungan tambahan yang sedang dibangun di Sungai Mekong, rusak akibat hujan yang terus mengguyur, Minggu (22/7/2018).
TribunJogja.com kutip dari Strait Times, insinyur dari perusahaan penanggung jawab proyek bekerja selama 24 jam untuk mencegah banjir terjadi.
Alat berat juga didatangkan untuk perbaikan bendungan, tetapi tertunda karena jalan yang rusak akibat hujan.
Menjelang Senin (23/7/2018) tengah hari, otoritas Laos mulai melakukan evakuasi, menurut SK Engineering.
Air mulai meluap pada Senin sekitar pukul 18.00.
Dua jam kemudian, yakni sekira pukul 20.00, bendungan itu melepaskan sekitar lima miliar meter kubik air dan menyapu rumah penduduk di tujuh desa di provinsi Attapeu, yang berada di dekat perbatasan dengan Vietnam dan Kamboja.
Daerah di mana banjir bandang terjadi merupakan bagian terpencil Laos, sehingga kabar mengenai bencana itu baru diketahui secara luas di hari berikutnya.
Gubernur distrik Bounhom Phommasane sebagaimana dilaporkan The Vientiane Times menyatakan, 19 orang telah ditemukan tewas, lebih dari 3.000 membutuhkan pertolongan dan sekitar 2.851 telah diselamatkan.
Hingga saat ini, proses evakuasi korban masih terus dilakukan.
Pemerintah setempat telah meminta kepada badan pemerintah dan komunitas lain untuk memberikan bantuan darurat seperti pakaian, makanan, air minum dan obat-obatan, bagi korban banjir.
Adapun bendungan yang jebol ini merupakan proyek pembangkit listrik tenaga air senilai US $ 1 miliar, yang dibangun oleh konsorsium perusahaan multinasional.
Pemerintah Laos menganggap penting pembangunan pembangkit listrik ini, karena untuk mendukung pembangunan ekonomi.
Saat sudah dioperasikan tahun 2019 nanti, 90 persen listrik yang dihasilkan, atau 370 megawatt, akan dikirim ke Thailand.
Namun, pembendungan Sungai Mekong ini ditentang oleh beberapa pihak, karena berisiko terhadap penduduk dan perikanan, serta tidak memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. (*)